SITE STATUS
Jumlah Member :
253.407 member
user online :
1916 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Bayi

Penyakit Meningoensefalitis

New Topic :  
22-07-2008 08:17:10 ke: 1
Jumlah Posts : 1000
Jumlah di-Like : 11
mama lyta.... alhamdulillah klo zahra udah sehat yaa...... untuk vaksin, saya rasa lebih baik telat dari pada ga sama sekali. coba deh dateng ke klinik dr. I made, SPA yg di kimia farma Bontang. harganya memang mahal yaa mam, apalagi vaksin IPD/PVC sekali enjus 1 JT boo...klo HIB sekali njus 300 Ribu. tp yg penting anak sehat kan.hehehehe... soal vaksin di RS.PKT, saya udah coba email dan bicara langsung dengan Direktur Medik & Dekom RS.PKT untuk dilengkapi vaksin yg dianjurkan seperti : HIB, IPD/PVC,dll yg masih belom tersedia. insya Allah segera di realisasikan. sabar ya bun.... penjelasan dari Direktur mediknya : soal vaksin, sebelumnya : penyediaan untuk vaksin berdasarkan rekomendasi dari DSA yg ada barulah pihak RS menyediakan. salam manis & sayang untuk keluarga tercinta.... sun sayang untul Lyta & Zahra...mmuuaahhhh. Bunda Nenni & Zahwa
   
22-07-2008 08:23:58 ke: 2
Jumlah Posts : 159
Jumlah di-Like : 3
Meningoensefalitis adalah radang infeksi yang menyerang selaput dan jaringan otak. Efek yang ditimbulkan berupa kelumpuhan tubuh bagian kanan, kelopak mata mengecil, bahkan amnesia. Lebih dari itu, Dinda mengalami meningoensefalitis Tb (tuberkulosis), dimana bakteri TBC ikut andil menyerang selaput otaknya. Bisa dibayangkan bagaimana Dinda ‘belajar keras’ menerima keadaan dirinya. Dan, Dinda menuliskan semua pengalaman itu dengan lugas, sekaligus menegaskan ketegarannya yang luar biasa. Pada tahap awal, Dinda hanya sering merasakan demam dan pusing, sebagaimana gejala flu biasa. Seorang dokter menyarankannya untuk segera operasi usus buntu. Dinda melakoninya. Namun, tak kunjung sembuh. Hingga di awal tahun 2004, Dinda, yang saat itu masih aktif di Komnas Perempuan, mengalami puncak sakitnya. Hasil pemeriksaan, baik CT-scan maupun MRI, menyimpulkan adanya peradangan di selaput otak (meningitis) dengan deskripsi meningitis Tb. Mulailah, hari-hari Dinda dilalui di rumah sakit, ruang terapi, dan kamar rawat. Rasa rendah diri Dinda yang pertama adalah kesulitan bicara. Dengan kondisi bibir yang miring ke kiri dan bicara yang terbata, membuatnya sedih. “Ya Tuhan, kalau begini terus, aku tidak tahan menerima cobaan ini.” Rasa percaya diri semakin hilang saat tahu dirinya terkena amnesia, pandangannya jadi dobel, dan mata kirinya semakin mengecil. Kehilangan ingatan merupakan satu siksaan tersendiri. Terutama bila kenangan akan aktivitas menyenangkan yang pernah dilakukannya tak bisa dilakukan lagi. Untuk melakukan hal-hal biasa (rutin) saja tentu menjadi kerinduan luar biasa. Di bagian-bagian selanjutnya, Dinda bercerita bagaimana ia harus belajar lagi mengoperasikan Mic. Word, sebuah aktivitas biasa yang telah mahir dilakukannya jauh sebelum sakit. Belum usai dari keterpurukan, Dinda harus menerima fakta pahit di tempatnya bekerja. Maret 2005, selang ia sedang memulihkan keadaanya, Dinda di-PHK tanpa prosedur semestinya. Dinda pun meradang. Ia menuntut Komnas Perempuan secara hukum. Tidak main-main, hampir 15 bulan lamanya, Dinda berjuang mendapatkan haknya. Dan, untuk kesekian kalinya, jauh di lubuk hatinya, Dinda makin merasa sangat sepi. Sakit dan penderitaan yang dialaminya seolah membuatnya banyak kehilangan teman dan juga “nasib” baik. Masa pemulihan Keakrabannya dengan penderitaan di saat sakit, membuat Dinda mulai terbiasa dan bisa menerima keadaan dirinya. Perlahan-lahan, Dinda bangkit sebagaimana ia sendiri mengeraskan hati untuk sembuh. Aktivitas demi aktivitas dia lakukan, konsultasi, terapi, dan menulis artikel di media massa. Yang menarik adalah tumbuhnya kesadaran Dinda untuk melakukan konsientisasi tentang meningoensefalitis, termasuk dituliskannya di buku ini. Tentunya supaya jangan ada lagi orang yang terkena penyakit ini. Menurut data dari berbagai sumber, angka kematian penderita meningoensefalitis di Indonesia mencapai 18-40 persen, dengan angka kecacatan 30-50 persen. Meningitis sendiri, lebih sering terjadi pada anak-anak usia 1 bulan-2 tahun. Gejala yang umum terjadi adalah demam, sakit kepala, dan kekakuan otot pada leher. Penderita ini juga mengalami fotofobia (takut cahaya) dan fonofobio (takut dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak bingung, susah untuk bangun tidur, bahkan tak sadarkan diri. Pada bayi, umumnya menjadi sangat rewel dan terjadi gangguan kesadaran. Gejala lainnya adalah warna kulit menguning (jaudice), tubuh dan leher terasa kaku, demam ringan, tidak mau makan atau minum ASI. Tangisannya pun menjadi lebih keras dan bernada tinggi, serta ubun-ubunnya terdapat benjolan atau bagian itu terasa kencang. Menjaga kebersihan diri adalah kiat pertama mencegah terjangkitnya penyakit ini. Media penularan bakteri Neisseria meningitidis meningokokus ini melalui udara. Hubungan langsung dengan terkena lendir atau percikan hidung atau tenggorokan ketika orang bersin, mencium, batuk, atau barang-barang pribadi seperti gelas dan sikat gigi, juga rentan pada penularan. Pencegahan lain bisa dilakukan dengan vaksinasi Hemophilus influenzae tipe b untuk anak-anak. Sementara vaksin meningokukus diberikan untuk orang dewasa. Para jamaah haji biasanya mendapatkan vaksin ini sebelum masuk di negara Arab Saudi. Akhirnya, Dinda menyadari bahwa di dalam penderitaanya, ia masih bisa mensyukuri semua nikmat yang diberikan Tuhan. Perhatian orang-orang dekat, keluarga, dan sahabatnya membuatnya semakin semangat menyalakan api hidup. Dari balik kamarnya, lahir gagasan-gagasan indah, termasuk menjadi penggagas beladiri SDFW (Self Defense for Woman) Indonesia di Jakarta dan menuliskannya dalam buku dengan judul yang sama.

Rasanya, judul buku “Harapan Itu Masih Ada” ini bukan sekadar puitisasi fonetik. Dinda, sang penulis telah benar-benar menaruh harapan itu dalam hatinya, dalam hidupnya. Dan, sekarang tinggal menjaga nyala harapan itu, agar tetap hidup untuk dirinya juga untuk orang lain. *Y. Budi U, Ketua Komunitas Studi INSPICIO
   
22-07-2008 08:28:27 ke: 3
Jumlah Posts : 14
Jumlah di-Like : belum ada like
Tq momy2 atas sharenya memang sangat membantu sekali, oiya jeng nenny klo di PKT kemungkinan masih agak luama realisasinya apa lagi RS. PKT sekarang melakukan system Manage Care jadi harus extra sabar lagi. Klo di tempat dokter Made vaksin gak selalu ada jadi kita harus pesan dulu kadang baru ada dan stocknya pun terbatas atas permintaan dari pasien. Yahhhhhhh.... back to laptop jadi resiko klo tinggal jauh dari kota2 buesar apa2 kita baru tahu setelah 2,3 bulan bahkan bisa tahunan untung saja ada temen2 yang rajin2 share kayak jeng nenny ( hehehe ) jadinya klo kita gak sempat buka kompi dah ada yg kasih info duluan.... btw memang forum seperti ini sangat2 membantu kita untuk tahu sesuatu yang ada jauh diluar kota Bontang. Jadinya kita gak kuper lagi. Ok momy2 tq sekali lagi ....... ya. Salam hangat selalu dari keluargaku untuk keluarga besar IB ....
   
22-07-2008 08:44:43 ke: 4
Jumlah Posts : 1000
Jumlah di-Like : 11
hehehee..... sama-sama yaa mama lyta. oya, aq punya info DSA yg lengkap vaksinnya di samarinda (langganannya zahwa klo vaksin)dr. Manturio, SPA praktek di RS. Darajat Samarinda. hehehehe.... buruan di vaksin yaa mam.. semoga bisa membantu dan bermanfaat yaa mam, salam manis & sayang, Bunda Nenni & Zahwa
   
Previouspage 1  2   
atau login dengan Facebook Anda