Dear Mom..
My collections article..moga bermanfaat...^_^
Belum lama ini, tepatnya tahun 2009 lalu.  Dr. Utami Roesli, Sp.A., IBCLC., FABM. berhasil mengadakan penelitian di  Australia, tentang hubungan antara ASI dan kualitas mental pada anak.  Penelitian ini merekrut 2.900 ibu hamil dan mengikuti tumbuh kembang  bayi mereka selama 14 tahun. Bayangkan 14 tahun! Namun tidak semua  peserta penelitian itu dapat bertahan. Mereka yang mampu bertahan sampai  akhir riset berjumlah 2.366 ibu, namun masih tetap memenuhi kuota.
Status kesehatan mental pada study ini  meliputi checklist, yang disebut the child behaviour checklist (CLBC).  Perilaku anak yang diteliti dievaluai pada 2,6,8, dan 14 tahun, yakni  masa dimana masalah-masalah mental umumnya sudah muncul. Dan dokter yang  mengadakan penelitian ini pun sampai terkejut, “konklusi dari  penelitian ini sangat menarik” ujarnya. Ada 11% ibu yang tidak pernah  menyusui, 19% yang menyusui kurang dari 3 bulan, 19% menyusui antara 3-6  bulan, 28% menyusui antara 6-12 bulan, dan 24% yang menyusui lebih dari  12 bulan. Dari riset yang ada peneliti menemukan anak-anak yang  mendapatkan ASI dalam waktu yang relatif pendek, kebanyakan memiliki  perilaku yang agresif dan depresif. Sedangkan anak-anak yang disusui  selama 6 bulan atau lebih, ternyata berperilaku lebih baik, bebas dari  masalah-masalah mental termasuk autisme.
Dari riset ini pula, peneliti mengungkapkan  para ibu yang memberikan ASI kurang dari 6 bulan adalah perempuan yang  lebih muda, kurang berpendidikan, lebih sering mengalami stress, kurang  mampu secara finansial dan merokok selama kehamilan. Mereka juga  terbukti lebih rentan depresi pascamelahirkan dan banyak dari bayi  mereka, yang memiliki masalah dalam tumbuh kembangnya.
Lalu, Bagaimana cara ASI mempengaruhi kualitas mental anak?
Asam lemak (fatty acid) dan beberapa komponen bioaktif yang ada dalam  ASI diduga memiliki peranan yang sangat penting dalam proses itu. Begitu  juga dengan hormon leptin yang memiliki keampuhan untuk membantu  mengurangi stress yang dialami “anak-anak ASI”. Aspek kedekatan fisik  dan batin dalam proses menyusui juga turut andil dalam mendorong mental  anak yang lebih sehat. Skin to skin yang terjadi pada saat  menyusui membuat bayi merasa nyaman, karena dengan begitu bayi dapat  merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang  sudah dikenal bayi sejak dalam rahim. Sensasi kenyamanan inilah yang  dipercaya dapat membangun mental anak menjadi lebih sehat.
Air susu ibu bisa menurunkan 27% kematian  balita di Indonesia. Penelitian pun menemukan ASI eksklusif selama 6  bulan ditambah MPASI yang benar hingga bayi berusia 11 bulan, dapat  menurunkan resiko kematian pada balita. Sedangkan perlekatan dini dengan  membiarkan bayi yang baru lahir melakukan inisiasi menyusu dini selama  minimal 1 jam pada sang bubda, mampu menurunkan ancaman gagal hidup pada  bayi sebanyak 22%. Tidak hanya itu, anak-anak yang mendapat ASI  “terbebas” dari 3 kanker: neuroblastoma, leukimia limposetik dan limfoma  maglia. Sedangkan untuk anak-anak yang tidak mendapat ASI, beresiko  terkena kanker 6-8 kali lebih tinggi.
Jadi ibu, apalagi yang kita tunggu?? Lekaslah peluk buah hati Anda tercinta, lalu berikan ASI yang terbaik untuk menjaganya.
Betapa berharganya anugrah Tuhan ini. Karena dengan kemurahanNya, ibu menjadi Makhluk yang sangat mulia.
Sekian dari kami, semoga bermanfaat.
Terima kasih.( www.klipingku.com)
                            
                            
                                                                    
                                                                                     	                        	Ditampilkan sebanyak :  815