SITE STATUS
Jumlah Member :
253.403 member
user online :
7885 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

berita



Arya Permana Si Bocah Obesitas

(Posted:2016-07-13 13:38:54)

Orang tua pasti bangga jika memiliki anak yang suka makan dan gemuk. Jangan senang dulu, karena anak yang gemuk belum tentu sehat seperti yang dialami Arya Permana, bocah 10 tahun ini sedang ramai di perbincangkan karena mengidap obesitas dengan berat badannya mencapai 190 Kg. Obesitas yang dialami Arya berbeda dengan obesitas pada umumnya. Padahal untuk anak seusia Arya, idealnya dengan tinggi badan sekitar 1,47 meter maka berat badan adalah kurang lebih 50 kg.



Ayah kandungnya, Ade Somantri mengaku selama ini selalu menuruti keinginan sang anak mengenai pola makannya. Pola makan Arya dalam sehari bisa 4-5 kali sehari sebanyak 2 porsi, lauk 1 potong, dan sayur 1 porsi. Makan mi instan setiap hari, sekali makan 2 bungkus, belum termasuk cemilannya. Di samping itu, Arya gemar menghabiskan 20 gelas minuman kemasan dan es krim. Nafsu makan Arya pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Dampaknya, perkembangan bobot tubuh Arya mengalami penambahan drastis. Salah satu penyebab bertambahnya berat badan Arya adalah karena asupan makanan yang mencapai 6.800 kalori per hari. Padahal, anak seusia arya hanya butuh sekitar 2.300 kalori per hari.

Penyakit yang dialami Arya lebih disebabkan ketidakseimbangan antara pemasukan energi melalui makanan dan minuman ke dalam tubuh. Tapi, energi itu tidak dipakai sebagaimana mestinya sehingga mengakibatkan Arya mengalami obesitas. Kini Ia telah menjalani pengobatan di RSUP Hasan Sadikin Bandung sejak Senin 11 Juli 2016. Direktur Medik dan keperawatan RSHS, Nucki Nursjamsi Hidajat, mengatakan pertama-tama tim dokter akan menyelidiki penyebab pasti yang membuat bocah tersebut menderita obesitas hingga 190 kilogram. Tim dokter juga akan mengatur program diet agar berat badannya bisa turun menyentuh berat ideal. Selain itu, tim dokter akan mengedukasi keluarganya karena kalau program yang diberikan di rumah sakit tidak dilanjutkan di keluarganya, maka ini akan sia-sia hasilnya. 


berita lainnya :

Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman