SITE STATUS
Jumlah Member :
253.413 member
user online :
1046 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Kehamilan

bahaya ga si jatuh saat hamil muda

New Topic :  
15-12-2008 04:06:39 ke: 1
Jumlah Posts : 24
Jumlah di-Like : belum ada like
salam kenal buat bunda2 semua sekarang ni saya insyAllah hamil jalan 8mgu.... 4hari lalu saya jatuh dr mtr... lecet2 di tangan ma kaki, perut si ga ada keluhan, ga sakit, ga ada flek jg, bahaya ga si buat janin saya........kali aj ada bunda yg pernah jatoh saat hamil muda..
   
15-12-2008 04:17:13 ke: 2
Jumlah Posts : 63
Jumlah di-Like : belum ada like
Hi Dewi, wajar ya kalo jd khawatir gara2 jatuh.
Aq jg pernah jatuh dr motor waktu hamil 4 bln, trus aq cpt2 kontrol ke dokter kandungan & USG, alhamdulillah gak  papa.  Emang sih waktu jatuh perut  aman, gak kena benturan, jd gak masalah. Coba dewi ke DSOG, supaya khawatirnya gak berlarut2. OK?


Salam Manis,
Bunda Thifa
   
15-12-2008 04:19:36 ke: 3
Jumlah Posts : 198
Jumlah di-Like : belum ada like

Bila IBU HAMIL TERJATUH

Panik? Sudah pasti. Ibu hamil kerap tidak merasakan sakitnya, tetapi lebih mengkhawatirkan kondisi si janin. Bagaimana pertolongannya?

Perut yang membesar pada sebagian wanita hamil akan menyebabkan titik berat tubuh mengalami pergeseran. Perubahan ini tentunya berpengaruh pula pada si ibu dalam menjaga keseimbangan tubuhnya. Terutama bila si ibu ingin berjalan dengan posisi tegak. Belum lagi gaya gravitasi bumi yang ikut memengaruhi.

Bila ibu hamil terjatuh, ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian serius. Terjatuh pada masa kehamilan tidak hanya dapat berdampak pada si ibu, tapi juga janinnya. Juga jangan sekali-kali beranggapan bahwa hanya posisi jatuh tertentu yang membahayakan. Karena jatuh dengan posisi telentang, tersungkur ataupun terduduk sama-sama mengkhawatirkan. Meski secara fisik mungkin tidak menyakitkan atau tidak menimbulkan dampak berarti seperti perdarahan atau pecahnya ketuban. Namun amat disarankan untuk tetap segera memeriksakan diri ke dokter guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

TRAUMA YANG DITIMBULKAN

Jatuh bisa menimbulkan trauma pada ibu hamil. Trauma adalah tekanan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam maupun benda tumpul yang dapat mencederai janin maupun si ibu sendiri. Trauma dibedakan menjadi dua, yakni trauma langsung dan tidak langsung. Dikatakan trauma tidak langsung bila secara fisik umumnya tidak menimbulkan dampak yang terlihat nyata, seperti luka atau memar di wilayah perut.

Namun trauma tidak langsung belum menjamin si bayi tak mengalami cedera. Bisa jadi saat terjatuh atau terpeleset, si ibu mengalami syok atau setidaknya kaget. Nah, perasaan inilah yang bisa berdampak pada janin. Soalnya, kondisi syok dapat memengaruhi sirkulasi makanan dan oksigen ke janin yang selanjutnya akan memengaruhi tumbuh kembang janin.

Sedangkan trauma langsung yaitu berupa cedera yang ditimbulkan, seperti perdarahan, pecahnya ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Umumnya trauma langsung membutuhkan penanganan yang lebih cepat karena dapat membahayakan janin dan ibunya.

Trauma langsung tidak hanya disebabkan benda tajam. Melainkan bisa saja akibat benturan yang cukup keras dengan benda tumpul, seperti kursi atau lantai. Saat terjatuh dan terbentur kursi, perut si ibu tetap mengalami getaran langsung yang bisa jadi menyebabkan perdarahan yang disebabkan lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat menempelnya atau karena robeknya pembuluh darah. Kondisi ini tentu saja sangat berbahaya.

Pada kondisi demikian si ibu harus segera mungkin ke RS untuk memastikan sumber perdarahan. Bila kehamilannya sudah cukup umur, sebaiknya langsung dilahirkan. Namun bila usia kehamilan masih di bawah 7 bulan tergantung pada kondisi perdarahannya karena peluang janin yang belum berusia 30 minggu untuk bertahan hidup hanyalah 50%.

JANGAN DIABAIKAN

Seusai jatuh, ada 4 hal yang patut dicermati. Jadi, jangan mengabaikan meski tidak menimbulkan trauma.

1. Masih adakah gerakan janin.

Ini merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Bila kehamilan sudah memasuki trimester 2, umumnya ibu sudah mampu mendeteksi sendiri gerakan janinnya. Namun bagi yang usia kehamilannya masih berada di trimester 1, hendaknya minta pertolongan tenaga medis untuk memastikan kondisi janin, dengan USG ataupun doppler.

2. Terjadi kontraksi atau tidak.

Kontraksi adalah adanya frekuensi pada dinding rahim yang terasa mengeras dan relaks secara bergantian. Umumnya awam menyebut dengan istilah melilit berlebihan atau mules. Kontraksi umumnya muncul menjelang persalinan. Bila kontraksi terus berlangsung umumnya dokter akan melakukan persalinan bila usia kehamilan sudah 36 minggu/di atas 8 bulan. Pertimbangannya, janin yang berusia 36 minggu ke atas umumnya mampu bertahan hidup. Namun bila masih di bawah 36 minggu, mau tidak mau kontraksi harus diredam. Caranya? Ibu harus istirahat total (bedrest). Diberikan obat untuk menghentikan kontraksi dengan harapan kontraksi akan hilang.

3. Disertai perdarahan atau tidak.

Perdarahan dapat terjadi karena trauma. Walau hanya berupa vlek, tetap harus diwaspadai. Segera lakukan pemeriksaan agar dokter dapat memeriksa kondisi janin. Bila sekadar vlek, pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter yang biasa menangani/tempat berkonsultasi. Namun bila terjadi perdarahan yang terus mengalir/hebat, ibu harus segera dibawa ke UGD rumah sakit terdekat.

4. Ketuban pecah atau tidak.

Keluarnya air ketuban bisa terjadi karena trauma. Usahakan sesegera mungkin ke dokter dengan upaya agar air ketuban tidak bertambah banyak mengalir. Memang sih, dalam kondisi seperti itu janin masih aman. Namun jangan pernah menundanya karena seberapa banyak jumlah ketuban yang telah keluar tidak dapat terdeteksi secara pasti. Bila air ketuban sampai habis tentunya dapat memengaruhi kondisi janin.

DAMPAK PADA JANIN

Secara umum, bila ibu tidak mengalami syok, perdarahan atau pecah ketuban, maka tidak ada gangguan bagi si bayi. Hal sebaliknya mungkin saja terjadi bila ibu mengalami syok, perdarahan atau ketubannya pecah. Ketuban pecah dikhawatirkan dapat mengakibatkan infeksi yang akan mengganggu kesejahteraan janin. Segera lakukan pemeriksaan sekaligus upaya untuk mencegah agar tidak semakin banyak air ketuban yang keluar.

Lepasnya plasenta pada dinding rahim akan menyebabkan perdarahan yang berlangsung terus-menerus. Perihal seberapa parah kondisi maupun dampak lepasnya plasenta ini amat tergantung pada trauma yang ditimbulkan. Lepasnya plasenta yang pasti akan memengaruhi pendistribusian makanan dari ibu ke janin.

TIP AGAR TIDAK JATUH

* Gunakan alas kaki yang nyaman dan tidak berhak tinggi.

Pilihlah alas kaki yang haknya tidak terlalu tinggi dan dasar pijakan yang lebar. Lebih baik pilih yang satu nomor lebih besar dari ukuran biasanya karena biasanya kaki agak melar menjelang akhir masa kehamilan.

* Hindari menggunakan tangga.

Bila perlu hindari menaiki tangga karena dapat mengganggu keseimbangan dan menghalangi pandangan Anda. Selain itu, naik turun tangga sebaiknya dilakukan dengan ekstra hati-hati serta jangan lupa berpegangan pada tepian tangga.

* Jaga kebersihan lantai.

Bersihkan lantai dari benda-benda kecil yang mungkin dapat menyebabkan terpeleset. Lantai kamar mandi harus sering dibersihkan agar terhindar dari lumut yang licin.

* Berikan penerangan yang memadai.

Pasanglah lampu yang cukup terang di berbagai ruangan yang sering dilewati.

* Jangan sungkan minta bantuan.

Bila dirasakan tidak memungkinkan, jangan malu atau sungkan berpegangan atau bergandengan dengan teman seperjalanan untuk mengurangi risiko terjatuh.

   
15-12-2008 05:34:14 ke: 4
Jumlah Posts : 24
Jumlah di-Like : belum ada like
makasih bunda thifa.....rencana besok baru mau periksa, mudah2an janin nya sehat.....amin. Ni calon anak pertama saya bunda,:)
   
 page  1   
atau login dengan Facebook Anda