bunda...
sharing ya..
putriku skrg sdh berumur 27 hari..
apa memang benar bab bayi itu wajar kalo tdk teratur??
sdh 2 minggu ini babnya cuman 3 hari sekali..
oya, saya ASI dan sudah berusaha makan bergizi, seperti sayur..
mohon pengalamannya ya bund..
makasih ya,,
malam bunda, kalau berdasarkan pengalaman ku bayi yg di beri ASI normal kok bun kl dia ga BAB...memnag kadang begitu sekama dia tidak rewel .>tapi alangkah baiknya bunda tanyakan ke dokter anak langsubg bunda......
salam kenal bunda.. iya sama ko kaya baby ku dulu waktu seumuran baby bunda, BAB nya jarang cm 2 atw 3 hari sekali.. itu krn sistem kerja pencernaan baby qta masih dlm tahap perkembangan.. sama ko baby aku jg ku kasih ASI.. tp ga usah khawatir ya bun, selama pup nya ga keras, itu normal2 aja.. bwt bundanya banyakin makan sayur dan buah aja trus banyak minum air putih jg.. :)
Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami sembelit (konstipasi) .
Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi) . Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.
Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.
Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.