SITE STATUS
Jumlah Member :
253.407 member
user online :
2224 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Blog -- Indahnya Meminta Maaf a la si Kecil



Blog posted by

Indahnya Meminta Maaf a la si Kecil


Blog posted on 06-02-2009
Artikel bagus, dibaca deh sebuah pengalaman bahwa mengajari meminta maaf kepada si kecil, bisa berhasil..


"Indahnya Meminta Maaf a la si Kecil"


Pernah mengajari anak balita untuk meminta maaf? Setelah ‘berantem' dengan temannya, mungkin Anda hanya mengatakan, "Ayo baikkan!", atau "Ayo minta maaf!" Bisakah mereka melakukannya? Mereka pasti tidak mengerti maksud Anda. Saya punya sebuah pengalaman bahwa mengajari meminta maaf kepada si kecil, bisa berhasil.

Suatu hari, seperti biasa saya memandikan putri saya, Syanita (hampir 3 tahun). Dia masih senang menggunakan bak mandi plastik. Selesai mandi, saya bersihkan baknya. Syanita yang sudah memakai handuk, menunggu saya. Biasanya ia masih bermain dengan bebeknya. Tapi pagi itu saya kaget, karena ia bermain dengan sabun. Tangannya disabuni lagi. Wah, saya kesal. Langsung saya rebut sabunnya dengan kasar. Saya pukul tangannya. Saya basuh tangannya dengan air dingin. Ia kaget. Menangis keras. Saya gendong dia masuk ke kamar. Mengeringkan badannya dan mendandani seperti biasa. Ia terus meraung-raung, meronta, membuat saya tambah marah. "Nggak boleh main sabun! Jangan nangis! Diem! Cepet pake baju, dingin!" Kata-kata itulah yang keluar dari mulut saya, sementara puri saya terus menangis. Anak saya juga berteriak, "Ibu nakal! Ibu nakal!" Akhirnya saya mengalah. "Iya, ibu nakal!" Biasanya memang seperti itu. Kalau saya sudah mengaku nakal, nangisnya berhenti.

Kejadian pagi itu sudah hilang dari ingatan saya. Tapi, rupanya tidak begitu bagi putri saya. Ia masih ‘dendam'. Ketika diajak tidur siang, dia menolak. Saya paksa dia tidur, dia malah minta jalan-jalan. Tapi saya tidak marah. Disuapi makan sore, malas-malasan. Saya pun tidak marah. Akhirnya ia mau makan. Tapi seharian itu ia memang terlihat uring-uringan, membuat saya sangat cape. Seharian itu ia tidak tidur siang, sehingga saya ingin cepat membuatnya tidur agar istirahatnya cukup. Rencananya, sehabis sholat Magrib saya akan menidurkannya. Setelah selesai sholat, biasanya anak saya akan mencium tangan saya dan saya mendoakannya. Tapi saat itu, anak saya diam saja. Rupanya ia masih ‘dendam' kepada saya. Ia bahkan tidak ikut sholat bersama. Tiba-tiba saya berinisiatif, saya raih tangan mungilnya. Saya cium tangannya dan saya berkata dengan lembut kepadanya. "Ani, maafin ibu ya..., tadi ibu bikin Ani sedih ya? Ani sedih dipukul tangannya sama ibu?" Dia mengangguk lalu memeluk saya. Hmm... saya merasa benar-benar bersalah.

Karena itu saya ulangi lagi meminta maaf kepada anak saya. "Ani maafin ibu ya!" Kali ini dia menangis. Saya gendong Syanita, membaringkannya di tempat tidur. Setelah membuka mukena, saya ikut berbaring di sebelahnya. Ani yang kecapean karena tidak tidur siang rupanya benar-benar sudah ingin tidur. Tapi hatinya baru terasa nyaman setelah ucapan maaf mengalir dari mulut saya. Saya jadi merasa sangat bersalah. Saya tepuk-tepuk pantatnya. Saya tawarin untuk bercerita. Dia mengangguk. Maka saya pun bercerita, dan ia langsung tertidur sambil memeluk saya.

Keesokan harinya entah kenapa anak saya sulit diatur. Pagi-pagi setelah mandi, ia ingin memakai baju piyama. Ia menangis memaksa saya memakaikan piyama. Setelah berkali-kali dijelaskan bahwa baju piyama untuk dipakai sore sebagai baju tidur akhirnya anak saya menyerah. Tapi ia masih marah-marah. Siang hari Syanita masih membuat saya jengkel karena mau main di luar pada jam tidur siang. Saya tidak memarahinya sama sekali. Saya turuti permintaan ‘aneh'nya hari itu-jalan-jalan di siang hari. Tapi, ia tetap tidur siang, meskipun sudah agak sore. Saya memang menggerutu karena kesal dan mengadu kepada kakeknya soal tingkah laku Syanita. Ketika Maghrib, ia menolak sholat bersama. Tetapi ia memerhatikan sholat saya. Setelah saya selesai sholat, ia lari mendekat dan mencium tangan saya. Lalu ia berkata. "Ibu, maafin Ani ya...!" Saya terperanjat. "Hah, anak sekecil ini meminta maaf dengan cara begini? Dari mana ia belajar bersikap seperti ini?", hati saya bertanya-tanya. Ingatan saya langsung kembali pada peristiwa kemarin. Saya terpana. "Oh, jadi ia ingat kemarin saya meminta maaf dengan cara seperti ini. Dan sekarang ia meminta maaf karena telah membuat saya jengkel sejak pagi sampai sore." Saya tidak bisa menjawab permintaan maaf anak saya. Segera saya peluk Syanita sambil saya ciumi pipinya. "Anak pinter!" Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut saya. Syanita telah belajar meminta maaf dari cara saya meminta maaf yang saya lakukan terhadapnya.




Ditampilkan sebanyak : 831

Comment by:
Dear bunda... Wah wah, si kecil Syanita betul tuh ibunya nakal !!!, hi...hi..hi...masak mau main ga boleh ya kan Ani ??? Anak2 memang cepat belajar bunda, ga usahlah jauh2, cukup dari apa yg dia liat, denger, dan rasakan sehari2 dg orangtua, orang2 di sekitarnya dan lingkungannya. So kita sbg orang tua juga wajib belajar memahami anak2 karena setiap anak itu unik dan spesial. Salam sayang tuk putri kecilnya yang pintar.... Salam hangat, bunda_aila
Dikirim : 2009-02-09

Comment by:
wah... seneng ya bun kalau si kecil tambah pintar. Sama seperti anak saya si Faris 3th. Jika melakukan kesalahan, dia akan menjauhi sy dl bbrp menit. maksudnya ngambek gt... tapi sy cuekin sj sambil asyik main sm adenya. Nanti kalau sudah hilang ngambeknya... tiba2 langsung datang memeluk saya. bagi faris... pelukan adalah ungkapan permintaan maaf. Satu lagi pelajaran nih bun... kalau si kecil minta maaf, segera maafkan... itu akan membuat anak kita tidak mendendam. betul g bun?
Dikirim : 2009-02-07

Comment by:
memang bunda..expresi anak-anak utk ungkapkan permintaan maaf sering membuat hati kita jadi trenyuh..klo daffa 2,2th salah, dia akan memeluk dan mencium, seumpama tdk dihiraukan dia akan terus memeluk dan mencium sampai benar2 dimaafkan..memang dia belum bisa bicara utk minta maaf seperti kakak syanita..tapi itulah anak kecil, ga tega ngeliatnya klo aku sampe pura-pura lama nyuekin utk membuatnya agar tdk melakukan kesalahn lg..
Dikirim : 2009-02-06

Comment by:
iya..mom. sungguh indah setelah membacanya, kbtulan saat ini zerlin lom bs mengucapkan maaf atas kesalahn yg di perbuat. zerlin anakku baru 22 bulan, karena bicara dia lom jelas jg. hi..hi.., tp pernah perbuatan santun dia yg bikin lucu dan cukp indah jg, saat dia bilang "Aaacih.." (makasi) setiap dia diberi apapun dr orang lain. sampai saai dia memberi sesuatu ke orang lainpun dia yang mengucpkan makasinya. he..he..
Dikirim : 2009-02-06

Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang blog ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
 
ncuk's blog :