
BARU EMPAT SENTI
Jakarta, 11 Agustus 2007 atau tepatnya 27 Rajab 1428 H, akhirnya saya dan istri
berkunjung ke Rumah Sakit Bersalin Melati di daerah Pasar Lama Tangerang.
Keinginan untuk memeriksa kandungan istri sebenarnya sudah lama direncanakan, namun
baru dapat terealisasi.
Sekitar ba'da 'Ashar kami berangkat, seperti biasa, saya terus memotivasi sang kekasih
untuk tetap berfikir positif akan sakit yang dirasakan, karena, emosi yang dirasakan
calon ibu dapat berdampak terhadap janin (Ups...benar gak sich kesimpulanku ini??),
dan dia tetap senyum yang membuat kecantikanya kian terbukti.
"Aa...ini mobil kok gak ada yang naik ya? kok kita doang berdua!" ucap istriku
dan Aku hanya menimpali dengan senyuman.
"Masih jauh gak Dek?" tanyaku, karena beliau yang tahu lokasi pastinya.
"Dikit Lagi" ucapnya.
Tibalah kami di RS. Bersalin Melati, sebuah rumah sakit yang kecil jika tampak dari luar.
Langsung kami bergegas mendaftar, maklum, dari informasi yang kami terima,
jika tidak ada pasien, dokternya pulang lebih awal.
Alasan mengapa kami memilih rumah sakit ini, dokternya perempuan, klo dokternya laki-laki...
(gak janji dech)
Ternyata, kami diurutan ketiga,
sambil menunggu panggilan sesekali istriku merasakan sakit diperutnya
dan sebagai suami yang baik, saya tetap memotivasinya.
"Ibu Siti Nurbaiti" panggil suster dimeja pendaftaran
"Ya" ucap kami, "Aa ikut gak Dek...??", suster mempersilahkan dengan senyum.
Sesaat, istriku sedang diperiksa oleh dokter, tinggal Aku bertemankan
meja dan kursi dokter.
"Tuh, bayinya sudah mulai ada" ucap dokter kepada istriku, langsung aku ikut terpancing
untuk melihat. "Maaf pak, bapak dapat melihat di televisi" pinta suster.
"Oh ya...wah calon penerusku sudah mulai terlihat" (ungkap ku dalam bathin)
"Bagaimana dok, kondisi istri dan bayinya" tanyaku
"semuanya sehat-sehat saja, normal tak ada masalah" jelas dokter menjawab pertanyaanku
maklum, aku pernah membonceng istriku dengan motor melalui jalan yang tidak mulus.
Sambil memperhatikan USG-an dokter dilayar TV, dokter memberitahu,
"panjangnya empat senti dan normal", "boleh minta hasil print-annya dok?" pintaku
"boleh" ucap dokter.
(oh iya, hasil USG-nya belum discan jadi belum di upload)
Sambil terus memuji kebesara Allah, saya dan istri keluar dari ruang dokter untuk
menebus obat.
Setelah dari rumah sakit, istriku langsung ikut ta'lim pekanan dan saya langsung menuju rumah.
~Detik-detik menuju pulang
PortalInfaq Office, Agustus 2007
Sumber :
http://cahayarumah.multiply.com/reviews/item/8
Ditampilkan sebanyak : 883