SITE STATUS
Jumlah Member :
253.406 member
user online :
4810 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Blog -- Tantangan Menyusui



Blog posted by

Tantangan Menyusui


Blog posted on 24-10-2010

Memberi ASI secara eksklusif adalah pilihan untuk saat ini dan banyak tantangannya, walaupun menyusui adalah hal yang lumrah dan bersifat alami dalam rangkaian kehamilan dan melahirkan, namun sekarang sudah langka dijumpai ibu yang memberi ASI sampai usia anaknya 2 tahun dibanding ibu yang memberi susu sapi bagi anaknya. Dari pengalaman pribadi, saya dulu berasumsi ASI dan formula sama baiknya, dan saling menggantikan (saat itu masih jaman 'kegelapan') dan anak pertama sukses jadi anak sapi sejak umur 3 bulan dengan hasil karies gigi depan. Beralih ke UHT di umur 3 tahun dengan transisi dimulai sejak umur 2,5 tahun.


Setelah anak kedua lahir, masih jaman kegelapan juga, gak serius untuk berjuang IMD jadi gak ada IMD-IMDan, masih berbekal susu sapi untuk bayi baru lahir. Mulai tahu tentang ASI eksklusif setelah membedah bukunya Dr. Sears, The Baby Book (bacanya pas si bayi tidur, untung masih sempet baca kalo gak bisa baby blues deh) dan makin komplit setelah kenal AIMI (browsing internet saat bayi tidur juga). Dalam hal ini terimakasih spesial untuk ART, kalo gak mana sempet saya baca buku atau browsing :)). Untung gak terlambat kenal sama topik ASIX, saat itu masih dalam rangka cuti melahirkan, jadi masih ada waktu buat persiapan dan belajar perah ASI dan belajar buat stok ASI perah. Beberapa fakta yang terjadi pada saya :



  1. Produksi ASI saya bukan kategori berlimpah ruah, saya gak pernah ngalami ASI sampai muncrat dari PD sebelah saat dihisap bayi atau muncrat saat waktunya minum ASI bagi bayi. Padahal kalau dari urutan keturunan, ibu saya produksi ASInya sampai melimpah ruah.

  2. Pada saat 5 atau 6 minggu setelah melahirkan, bayi saya marah-marah karena gak dapet cukup ASI dan ART bisa mendeteksi dari suara kecapan bayi yang menandakan tidak ada ASI yang keluar (mungkin ini momen terkuat untuk bikin beralih ke susu sapi).

  3. Setelah masa nifas selesai, siklus haid kembali seperti sedia kala, tidak ada pengalaman libur haid. Dan banyak beredar mitos, haid menyebabkan ASI tidak lagi diproduksi (makin lemas deh.....).

  4. Segala macam makanan yang diyakini meningkatkan kuantitas ASI sudah saya konsumsi, seperti daun katuk, daun pepaya, kacang-kacangan, daun bayam, daun ubi, buah pepaya muda tapi produksi ASI tetep segitu-segitu aja (masih harus bersyukur, mungkin kalau tidak makan daun-daun tersebut, gak akan ada cerita bisa sukses ASIX yaaa...)


Trus... apa dong yang jadi rahasia bisa ASIXnya? Kalo dilihat kondisi saya seperti kebanyakan ibu-ibu sekarang kan, ASI sedikit, iklan susu sapi ada di mana-mana (lagi antri kontrol aja ada SPG yang nyamperin kaaan... apalagi di supermarket), kerja di luar rumah pula, mana bisa terus ngasih ASI ? Nah bedanya, saya sih termasuk pintar memilih yang terbaik, karena informasi tentang kebaikan dan keunggulan ASI sudah saya temukan. Setelah memilih yang terbaik, mau ngotot dan ngoyo biar targetnya tercapai. Kenapa ada cerita ngotot dan ngoyo?


Haduuuh... setelah kerja, konsistensi untuk perah dan pompa ASI jadi perjuangan sendiri, mulai dari bawaan yang segambreng, pernak-pernik yang kudu disiapin tiap pagi sebelum berangkat kantor banyak banget (ini karena aku pake breast pump (BP), gak berhasil perah pake tangan), harus pinter ngatur jadwal biar gak kelupaan mompa atau jangan sampai kelamaan biar gak diomongin sama orang kantor dan lain-lain. Semua orang mengira produksi ASIku melimpah ruah, padahal gak lho, tetep cukup untuk perkembangan bayiku dengan pertambahan berat badan yang sesuai grow chart (gak perlu gendut, yang penting sesuai grow chart). Beberapa pengalaman pribadi selama merah dan mompa di kantor :



  1. Rutin memerah. Usahakan untuk gak melewati jadwal. Awal-awal aku pompa 3 kali, tapi suatu saat total yang didapat menurun drastis sehingga jadwal aku tambahin jadi 5 kali untuk menerapkan supply and demand. Saat ini aku pompa 4 kali (mostly) terkadang 3 kali. Di rumah pun masih mompa teruuus...

  2. Berusaha rileks. Pernah harus seminar di hotel dan gak ada tempat yang cukup privat untuk mompa (hotelnya belum menyediakan pojok ASI, tapi pojok merokok dengan ruangan yang luas :( ) jadinya harus mompa di toilet yang walaupun perempuan pengunjungnya tetep aja ada rasa sungkan sendiri. Dari situ aku belajar untuk kemana-mana bawa nursing apron, biar gak risih sendiri.

  3. Ganti BP dari manual ke elektrik. Ini ngefek banget buatku, gak cuma ngilangin rasa pegel karena harus mompa manual, tapi karena santai aku jadi bisa stimulasi LDR (refleks pengeluaran ASI) sehingga waktu mompa jadi lebih sebentar dengan jumlah perolehan yang sama.

  4. Yakin pada diri sendiri kalo kita bisa ngasih ASI sesuai kebutuhan bayi kita. Afirmasi positif ini sangat berguna (coba baca buku the Secret, nah ini mirip-mirip deh prinsipnya).

  5. Teteup... makan makanan yang membantu meningkatkan produksi ASI dan minum air putih yang banyak, dibantu juga sama susu kedelai dan jus buah. Ngemilnya juga buah-buahan, ato kalo aku labu siam rebus (biar rasanya lebih enak pake saos thousand island). Menurutku, susu ibu menyusui gak membantu kok, kalo mau minum susu minum aja susu UHT. Kalau mau tambahan asupan gizi, ya makanlah yang sehat-sehat, karena susu bukan pengganti makanan.


Dari blog saya www.bundacantik.com



Ditampilkan sebanyak : 1937

Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang blog ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
 
SyaVee's blog :