Kalau melihat Raffa sekarang yang gendut dan sok tahu
setengah mati, pasti nggak ada yang menyangka kalau
dulu Raffa lahir kecil banget, dengan berat hanya 2,6 kg.
Pokoknya ringkih banget dan kesannya nggak berdaya banget.
Beberapa bagian tubuhnya malah tampak keriput.
Tapi Raffa juara minum ASI, jadinya dia cepat besar dan gemuk.
Sekarang Raffa udah TK B dan dia jadi yang paling tinggi
dan paling aktif di kelas. Selain hobi berolah raga
(dia hobi banget berenang dan main monkey bar di playground),
yang paling menonjol dari Raffa adalah gaya sok tahunya
yang selangit. Barangkali karena selalu dikelilingi
orang-orang tua melulu. Dia merasa tahu banyak hal dan s
uka membagi pengetahuannya pada teman-temannya.
Jelas aja nggak semua “ilmu” yang dia bagi ke teman-temannya
“benar”. Kebanyakan malah ngawur.
Misalnya begini, suatu hari dia bilang pada temannya,
“Aku tahu caranya bikin sabun cair.”
Temannya, anak kelas 3 yang herannya mau berteman
dengan anak TK seperti dia bertanya balik, “Gimana?”
Raffa bilang: “Gampang. Sabun cair itu kan dari sabun biasa
yang diparut, dikasih air, dicemek-cemek, terus dimasukkan botol.”
“Ooohh… gitu…” temannya manggut-manggut.
Lain kali dia bilang, “Aku tahu tisu itu dari apa.
Tisu itu dari pohon, tau nggak. Jadi kamu nggak boleh mainan
sama tisu, biar pohon nggak habis.”
Temannya manggut-manggut dan berhenti main tisu.
Aku biasanya senyum-senyum aja melihat gaya sok tahu Raffa.
Tapi suatu hari, sok tahunya mulai kelewatan ketika dia
menerangkan pada temannya, si anak kelas 3 SD itu,
tentang bagaimana membuat polisi tidur.
“Kamu tau nggak gimana bikin polisi tidur?
Polisi tidur itu bikinnya dari polisi-polisi yang udah mati.”
Begitu katanya.
Temannya langsung berhenti main dan memandang Raffa
dengan horor. Sementara Raffa dengan santai melanjutkan
ocehannya. ”Jadi, polisi-polisi yang udah mati dikumpulin,
ditaruh di jalanan, dikasih batu-batu, dicat hitam,
dicat putih, jadi deh!”
Bukan cuma temannya yang kaget, aku juga.
Rasanya sampe sesak napas. Tapi Raffa kemudian
menenangkanku. ”Nggak apa-apa kok Ma.
Biar kita lindes-lindes, dia nggak ngerasa sakit lagi.
Kan udah mati.
”Ya ampuuunn.... aku jadi speechless.
Nggak tahu mesti ngomong apa.
Dian (Raffa's mommy)
Ditampilkan sebanyak : 964