SITE STATUS
Jumlah Member :
253.406 member
user online :
6368 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Bayi

ibu idealkah anda

New Topic :  
18-12-2007 10:51:13 ke: 1
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
1. Gourmet Parents
Sering kali disebut orang tua borjuis. Mereka mengukur kesuksesan diri dengan menjadikan anak sebagai superkids dan mengusahakan segala cara supaya anaknya menjadi the best di lingkungannya. Mereka akan menjadikan anak-anaknya sebagai aset seperti halnya karier dan harta. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang baik seperti halnya membangun karier, maka anak yang hebat merupakan bukti dari keberhasilan mereka sebagai orangtua. Mereka menyiapkan anak-anaknya sejak dalam kandungan, seperti menyiapkan makanan terbaik selama hamil dan memilih dokter terbaik serta fasilitas rumah sakit terlengkap.

Ciri-ciri
a. Pasangan muda yang mapan secara finansial, ditandai dengan memiliki rumah mewah, mobil mewah lebih dari saru, senang meluangkan waktu untuk berlibur.
b. Memakaikan anak-anaknya semua yang ekslusif seperti baju-baju mahal dari merk terkenal.
c. Memilih kursus-kursus yang pretisius dan program ekslusif untuk anaknya.
d. Menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah berbiaya tidak masuk akal.
e. Mengajak anak-anak ke restoran mahal untuk melatih seleran tinggi dalam memilih makanan
f. Mengajak anak-anaknya liburan keliling dunia.
g. Memilih buku-buku referensi terkini, umunya dari barat tentang cara mengasuh anak.
h. Peduli dengan teknologi mutakhir agar dapat mengajari anak-anaknya.

Kelebihan:
a. Karena sering berlibur mereka bisa memberikan banyak pengalaman kepada anak-anaknya.
b. Mereka pun bisa memberikan yang terbaik , sesuatu yang memang diharapkan setiap orang tua kepada anaknya. Contoh dalam hal belajar komputer , mereka mampu membelikan teknologi terbaru sehingga naka-anak ini akan lebih peduli teknologi dibandingkan anak-anak yang lainnya.
c. Karena banyak membaca tentang buku-buku pengasuhan anak, orang tua gourmet selalu lebih canggih dalam mengasuh anak. Umpama, mereka tahu bahwa memasak dengan bahan organik lebih sehat untuk anak-anak mereka dan si ibu bersedia memasakkan yang terbaik untuk si anak.
d. Dalam soal etiket, orangtua gourmet, seperti halnya mereka ingin agar anak-anaknya mengerti etiket kelas tinggi sehingga anak gourmet parent umumnya tampil sebagai pribadi yang santun, pandai berkomunikasi dan slelau berpenampilan apik serta bersih.
e. Anak mereka akan pandai berbahasa asing karena umumnya mereka meilih sekolah-sekolah dengan program-program ekslusif yang pretisius dan memilih tempat kursus yang spesial seperti pada umur3 tahun sudah ikut dalam program dwibahasa, bahkan lebih dari tiga bahasa.

Kelemahan :
Karena referansi yang digunakan adalah buku-buku mutakhir keluaran barat dengan demikian mereka juga akan kebarat-baratan dana sangat memuja hedonisme dalam mendidik anak. Padahal si anak kelak akan hidup di Indonesia. Ini akan menimbulkan perbenturan budaya dan tata kram dnegan lingkungannya.

Anak yang dihasilkan:
Umumnya anak-anak ini terlihat lebih percaya diri, bahkan tak sedikit diantara mereka yangkemudian menjadi orang sukses di masa depan karena koneksi yang dimiliki orang tuanya. Sayangnya anak-anaik ini miskin empati dalam melihat sesamanya yang lebih banyak orang kurang beruntung dibandingkan dirinya, arogan, menganggap uang bisa menyelesaikan segalanya, tak mau bergaul dengan orang-orang yang tidak sederajat engandirinya, manja, dan bila berkesempatan menjadi pemimpin sulit baginya untuk bersikap bijaksana.

Agar abak berkembang sehat, inilah yang harus dilakukan orang tua:
kenalkan anak-anak pada dunia yang lain, misalnya sesekali menjadi orang biasa yang makan di warung murahan, berkunjung ke panti asuhan, melihat penderitaan orang lain, berempati, membagi cinta pada sesama dan seterusnya. Ingatlah raoda kehidupan tak selalu di atas. Dengan memberi wacana tentnag kehidupan orang yang kurang beruntung akan memperkaya cara si anak kelah menghadapi kehidupannya yang mungkin saja tak seberuntung orangtuanya. Selain iut manfaatkan acara jalan-jalan untuk menggali hal yang positif guna menambah wawasannya.


   
18-12-2007 11:07:26 ke: 2
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
2. College Degree Parent
Menganggap pendidikan formal adalah hal utama yang tak bisa ditawar lagi. Mereka percaya, pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesan hidup. apa pun mereka lakukan agar anak-anaknya bisa diterima di sekolah favorit dan ingin si anak memperlihatkan kemampuan akademik yang tinggi.

Ciri-ciri:
a. Keluarga intelek menengah ke atas. umumbnya orangtuanya mengenyam pendidikan sarjana atau lebih.
b. Sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anak. Misl, membantu membuat majalah dinding dan kegiatan ekskul lainnya.
c. Bila anak-anak menunjukkan prestasi akademik yang tinggi, orang tua akan terus menggenjot anaknya supaya berprestasi lebih dan lebih lagi.
d. Mereka percaya bahwa pendidikan yang baik harus dibayar dengan harga yang pantas, karenanya tak masalah bila harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang pretisius, membayar guru les atau tempat kursus terkenal.

Kelebihan :
a. Sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang dilaksanakan di sekolah anak-anaknya. Dalam banyak hal mereka kerap membantu dan peduli dengan kondisi sekolahnya.
b. Lebih menekankan nilai-nilai pada pendidikan formal yang memang seharunya menjadi tanggung jawab dan kepedulian orang tua. Pasalnya, masih banyak orang tua yang tak menganggao pendidikan formal sebagai prioritasbahkan cenderung membiarkan anaknya bila malas-malasan sekolah.

Kekurangan :
Terlalu mengagung-agungkan bahwa pendidikan formal adalah kunci kesuksesan seseorang sehingga lupa mengembangkan bakat atau keterampilan anak-anaknya. Padahal bakat dan keterampilan juga diperlukan untuk mengantarkan kesuksesan seseorang.

Anak-anak yang dihasilkan :
a. Anak-anak juga peduli pada pendidikan formal. Karena termotivasi oleh lingkungan di rumah yang menekankan belajar, belajar dan belajar, si anak juga akan mencapai target nilai tertinggi akademik dan menganggap kesuksesan berawal dari nilai-nilai yang excellent di sekolah
b. Jika anak karena kemampuannya tak bisa memenuhi target orangt tua, maka dia kan frustasi dan lama kelamaan bisa menganggap belajar adalh momok. Bukannya menjadi juara, kemampuan belajar anak makin lama malah makin hancur, akibatnya anak merasa tak percaya diri karena merasa sebagai anak yang bodoh dan tak mampu memenuhi tuntutan orang tua. Banyak dari anak-anak ini yang stress, frustasi bahkan berakhir dengan bunuh diri seperti yang dilakukan beberapa pelajar di Jepang.

Agar anak berkembang sehat, inilah yang harus dilakukan oleh orang tua:
Orang tua perlu memerhatikan meski pendidikan formal penting, tapi kemampuan akademis setiap anak berbeda. Bila anak menunjukkan nilai akademis yang biasa-biasa saja, jangan marah dan selalu menyalahkan anak. Jangan memasang target pendidikan yang terlalu besar. Sebaliknya galilah bakat dan kelebihan anak, kemudian kembangkan. Bisa jadi anak memang tidak terlalu berprestasi secara akademik tapi gemilang di bidang lain, seperti kesenian atau olahraga. Orang tua juga harus membuka mata atas usaha yang dilakukan anak, misalnya anak sudah terlihat belajar dengan sunggih-sungguh namun hasilnya belum sesuai dengan harapan, orangtua sebaiknya tatap berbesar hati,

   
18-12-2007 11:27:20 ke: 3
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
3. Gold Medal Parents
Inilah kelompok orang tua yang selalu mengingkan anak-anaknya menjadi juara dalam setiap kompetisi.

Ciri-ciri :
Sering mengikutkan anaknya ke berbagai kompetesi dan gelanggang. apa saja mereka ikuti seperti lomba seni, lomba ketangkasan fisik dan lomba ilmu pengetahuan seperti olimpiade matematika dan sains yang akhir-akhir ini marak di Indonesia. Berbagai cara akan ditempuh agar anak-anak ini tampil sebagai juara. Sejak dini anak-anak ini diikutkan dalam berbagai perlombaan tadi dan berharap selalu menang.

Kelebihan :
Dapat mengasah kemampuan anak sejak dini lewat lomba-lomba sekaligus memberi bekal kepada anak dalam semangat berkompetisi. Ingat, di dunia yang penuh persaingan ini, anak-anak yang sejak kecil senang berkompetisi umumnya mempunyai semangat juang yang tinggi utnuk memenangi persaingan. Modal ini bisa memberi kesuksesan pada mereka kelak. Apalagi kali karier yang dipilih adalah menjadi wirausaha yang menuntut untuk selalu siap bertanding merajai pasaran.

Kekurangan ;
Karena terlalu berambisi, sering kali taik memeprhatikan kondisi anak yang bisa dilanda rasa bosan, capek atau ingin mencoba hal-hal yang baru lainnya. Akibatnya bila si anak terus dipacu dengan target, dia bisa menjadi frustasi ketika dia merasa tak lagi mampu.

Anak yang dihasilkan:
Anak -anak yang gemar berkompetisi dan selalu bertekad menjadi juara. bila mereka sering memenangkan pertandingan. cenderung mempunyai rasa percaya diri yang tinggi sehingg menjadi pribadi yang terbuka dan tak gampang frustasi. Di sisi lain, tak sedikit kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisi kelompok gold n metal parents ini. Sebagai contoh pada tahun 70 an seorang gadis kecil pesenamusia TK mengalami kelainan tulang akibat ambisi ayahnya menjadi pesenam tingkat dunia. Atau kasus penyanyi cilik dunia Heintje yang setelah dewasa menjadi pasien dokter jiwa. Ini semua akibat ambisi gold medal parents yang kebablasan karena tak memperhatikan kemampuan anak-anak mereka. Padahal meskipun mejadi juara, tidak setiap saat anak menunjukkan performa yang prima. ada saatnya anak-anak menunjukkan penurunan prestasi, yang mungkin saja disebabkan oleh rasa bosan dan frustasi karena terus menerus dituntut menjadi juara. Nah sebagai tanda protes mereka malah menurun prestasinya.

Agar anak berkembang sehat, inilah yang harus dilakukan orang tua:
Sebaiknya jadikan ajang perlombaan hanya sebagai media penyaluran bakat/kesenangan anak tanpa diberi target ini itu. Keikutsertaannya dalam berbagai lomba, meski tidak menang, sudah memberi manfaat positif seperti latihan percaya diri, merasakan berkompetisi, mengapresiasikan karya orang lain dan sebagainya. Orang tua harus menyadari bahwa menag dan kalah dalam setiap pertandingan atau kompetisi adalah hal yang biasa. Kekalahan meski pahit diterima ternyata mampu memberikan pembelajaran yang positif bagi anak-anak. Dengan kekalahan, mereka kana flashback undur sejenak mengevaluasi kekurangan mereka untuk kemudian berpacu lagi menjadi juara. Kekalahan juga mengajari anak untuk bersikap rendah hati karena ternyata banyak orang yang punya kemampuan lebih dibandingkan dirinya. Jika mereka tak pernah kalah, mereka akan bersikap sombong dan ketika kalah, merasakan frustasi yang berlebihan dibanding mereka yang dituntut berprestasi tapi tak selalu harus menjadi juara
   
18-12-2007 11:28:30 ke: 4
Jumlah Posts : 918
Jumlah di-Like : 4
Waw bundanya raka TOP dehhhh !!! hm.. aku masuk ortu nyang gimana yach??

Pijat Refleksi Jari Tangan ntar pulang kantor ya Des (pegel kan abis ngetik segituh buanyakkk) :) :)
   
18-12-2007 11:40:56 ke: 5
Jumlah Posts : 142
Jumlah di-Like : belum ada like
hehheheh saya jg lagi mendalami ini tadi malam baca di nakita, saya jadi mikirrr saya ibu yg mana yaaakkkk
   
18-12-2007 11:42:54 ke: 6
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
4. Outward Bound Parents
Bagi orang tua kelompok ini kenyamanan dna keselamatan anak-anak adalah hal utam yang harus mereka lakukan. Mereka menganggap dunia di luar keluarga penuh dengan marabahaya. Karenanya anak harus mendapat pendidikan yang memadai agar kelak nisa menjadi bekal untuk hidup nyaman dan selamat dari kejamnya dunia.

Ciri-ciri :
a. Lebih memilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran/bullying yng kini sedang marak
b. Aktif mengikuti semua kegiatan anaknya di luar rumah dengan maksud mengawasi dan melindungi;
c. Sejak dini mengikutsertakan anak-anaknya pada aktivitas bela diri seperti karate, yudo, pencak silat dan sejenisnya. Harapannya tentu saja supaya anak-anak dapat melindungi diri dari nernagai macam marabahaya.

Kelebiham :
a. Membekali anak dengan latihan bela diri yang memang perlu dilakuakan sebagai pertahanan diri.
b. Meluangkan waktu yang banyak bersama anak dengan melibatkan diri pada kegiatan anak.

Kekurangan :
Sekilas tampak orang tua tipe ini sangat sayang dan memerhatikan anaknya, sebenarnyamereka tengah mendidik anak-anaknya agar selalu memandang curiga pada apa yang terjadi di luar rumah. Orang tua jenis iniakan mudah panik dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikir akan membawa dampak buruk kepada anak. Akibatnya anak-anak mereka akan menjadi steril dengan lingkungannya.

Anak yang dihasilkan :
Umumnya anak akan tumbuh menjadi ksatria sejati yang tangkas dalam ilmu bela diri. Karena latihan-latihan yang intens, mereka pun tumbuh menjadi anak-anak yang cekatan dengan fisik yang kuat. Mereka juga awas dengan sekelilingnya dan cepat tanggap bila bahaya mengancam. Namun di sisi lain, sikap overprotektif dan cenderung mengikuti kemana pun anak pergi membuat anak kehilangan kemandirian karena selalu bergantung pada orang tua. Akhirnya anak tidak belajar mencari solusi jika menemui kesulitan di dalam hidupnya. Ketika anak pergi ke tempat yang tak ada orangtuanya, meskipun punya bekal ilmu bela diri, anak tak bisa percaya diri dan selalu waswas karena tak ada orang tua yang melindungi dan mengawasinya. Akibat lainnya, sedikit saja ada kejadianyang tidak mengenakkan dirinya, dapat langasung membuatnya sangat frustasi karena tak mampu mencari jalan untuk menanganinya.

Agar anak berkembang sehat inilah yang harus dilakukan orang tua :
Orangtua tak perlu takut berlebihan sehingga mengkungkung kebebasan dan kemandirian anak. Semakin besar anak, orang tua jutru harus sedikit demi sedikit memberi kepercayaan pada anak untuk berani menghadapi realita yang terjadi di luar sana dan mengajari anak untuk mengatasi masalahnya sendiri. Dunia sering kali memang tak ramah dan menakutkan namun bila sejak kecil anak-anak berani dan mampu menghadapinya, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh menghadapi setiap gangguan yang muncul. Apalagi tak mungkin bago orang tua harus membiarkan anak mencoba sesutu yang baru, melakukan segala sesuatunya sendiri dan mengambil resiko atas pilihannya. Kemantapan hati orang tua akan menular pada anak sehingg ia biasa menjalani kehidupannya sendiri.
   
18-12-2007 11:53:14 ke: 7
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
5. Do it yourself parents
Kelompok orang tua yang mengasuh anaknya secara alami atau meyatu dengan alam semesta.

Ciri-ciri :
a. Berprofesi di bidang sosial dan kesehatan seperti pekerja sosial di sekolah di tempat ibadah, posyandu, atau di perpustakaan.
b. Dalam memilih sekolah, tak memaksakan diri. Umumnya, memilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan/dana yang dimiliki.
c. Memanfaatkan alam./benda-benda yang ada di lingkungan rumah dan sekitarnya sebagi media untuk bermain dan belajar, dari merawat dan memlihara tanaman, hewan dan lain-lain.
d. Umumnya memberikan target yang tinggi untuk anak-anaknya, selian juga tak memiliki perencanaan yang muluk-muluk.

Kelebihan :
Melibatkan anak untuk mencitai lingkungan dan menyukai hidup bersih. Tidak memaksakan anak untuk mencapai target tertentu atau memaksa anak untuk menjadi pemenang atau juara bila mengikuti kompetisi. Meskipun tetap menginginkan yang terbaik untuk anaknya tapi tidak menjadi orang yang terlalu ambisius.

Kelemahan :
Orangtua tipe ini juga bermimpi untuk menjadikan anaknya superkids dengan prinsip earlier is better. Sayangnya cenderung permisif, tak punya daya juang sejingga kadang terkalahkan oelh orang lain. Anak jadi kurang termotivasi dan terbiasa tidak membuat target/perencanaan.

Anak yang dihasilkan:
Peduli dan cinta lingkungan. Namun dikhawatirkan anak akan menjadi sosk yang easy going, tak punya motivasi berprestasi untuk menjadi yang terbaik.

Agar anak berkembang sehat inilah yang perlu dilakukan oleh orang tua :
Selalu memupuk daya juang anak agar ia mempu melihat jauh ke depan dan memiliki mimpi-mimpi atau cita-cita tinggi. Paculah anak untuk mencapai tujuan/target tertentu, sehingga ia termotivasi meningkatkan kemampuannya atau keterampilannya. Tentunya tidak dengan memsanag target terlalu muluk, melainkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki anak.
   
18-12-2007 12:09:44 ke: 8
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
6. Prodigy Parents
Ini tipe orang tua instan alias orangtua yang sukse dalam karier tetapi tidak memiliki pendidikan yang cukup tinggi.

Ciri-ciri :
a. Secara materi mereka berkecukupan, tapi umumnya tak mengenyam pendidikan yang tinggi.
b. Bagi mereka, kesuksesan di dunia bisnis merupakan bakat semata dan memandang sekolah dengan sebelah mata. Mereka juga memandang anak-anaknya akan hebat dan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan kepada anaknya.
c. Mereka mempercayai bahwa keberhasilan yang telah diraih saat ini adalah karena bakat. Untuk itu mereka mengharapkan anaknya akan mencapai sukses seperti apa yang telah dicapai dirinya. Jadi lebih berorientasi kepada hasil tanpa mempertimbangkan proses yang dilalui.
d. Mereka tak terlalu perduli denga pendidikan anak-anaknya. Karena mengacu pada pengalaman yang telah dialami bahwa mereka berhasil tanpa melalui jenjang pendidikan yang tinggi.
e. Sangat mudah terpengaruh kiat-kiat atau cara-cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah. Buku-buku instan dalam memndidik anak sangat mereka sukai. Contoh buku tentang kiat-kiat mengajari bayi membaca atau kiat-kiat mengajari bayi matematika, berikan anakmu pemikiran cemerlang, kiat-kiat anak dapat membaca dalam waktu 6 hari dll

Kelebihan :
Mampu mengeluarkan biaya tinggi demi mencapai tujuan yang diharapkan. Misal banyak memberikan fasilitas yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka pun sudah mengarahkan anak ke dalam bidang yang akan kelak ditekuni, biasanya adalh bidang yang sama dengan yang ditekuni orangtuanya.

Kekurangan :
Kerap memaksa anak agar berhasil seperti dirinya tanpa mempertimbangkan minat atau bakat si anak. Mereka juga tidak mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya. karena nilai-nilai yang diutamakan adalah keberhasilan atau kesuksesan di bidang pekerjaan nantinya.

Anak yang dihasilkan:
a. senang hal yang instan atau pragmatis, misal menginginkan ilmu-ilmu instan tanpa mau menjalami jenjang pendidikan pada umumnya. Padahal semuanya harus berproses.
b. Kurang memiliki rasa percaya diri, lantaran orangtua selalu memaksakan atau telah menyiapkan dengan sejumlah rencan yang harus diikuti/dipatuhi oelh anak. Anak tak diberi kesempatan banyak untuk memilih dan mengambil keputusan sendiri.

Agar anak berkembang sehat , inilah yang harus dilakukan oleh orang tua:
Tidak mengambil jalan pintas dnegan hanya membaca buku. Pendidikan atau sekolah sangat penting peranannya untuk mencapai masa depan anak yang lebih baik. Pendidikan memiliki andil dalam meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan anak. Ingatlah sukses tidak melulu karena bakat, tapi dapat pula karena minat si anak, selain juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan. Jadi perhatikanlah pendidikan bagi anak dna berikanlah kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihannya dan mengambil keputusannya sendiri sesuai dengan minatnya. Patut disadari pula oleh orangtua bahwa kelak keberhasilan yang dicapai anak belum tentu sama dengan telah dicapai orangtuanya
   
18-12-2007 12:22:02 ke: 9
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
7. Encounter Group Parents
Disebut juga tipe orang tua ngerumpi. Dengan kata lain orang tua yang sangat menyanyangi pergaulan.

Ciri-ciri :
a. Mereka terkadang cukup berpendidikan, namun keurangan harta atau tak memiliki pekerjaan yang tetap. Kadang mereka juga merupakan kelompok orangtua yang kurang bahagia dalam perkawinannya.
b. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk diri sendiri
c. Menyenangi pergaulan atau bersosialisai sehingga lebih mengutamakan nilai-nilai relationship dalam membina hubungan dengan orang lain.

Kelebihan:
Sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalam membina hubungan dengan orang lain. Dapat mengajarkan atau memberikan contoh hangatnya bersosialisasi dengan orang lain sehingga kelak si anak akan mampu beradapatasi yang baik bila memasuki lingkungan baru.

Kekurangan:
Kerap mengabaikan waktu untuk anak-anaknya karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri demi bersosialisai. Akibatnya mereka tak punya kesempatan untuk meberikan stimulasi maksimal kepada anak. Orangtua tipe ini umumnya juga kurang memberikan perhatian dalam bidang pendidikan. Sebab mereka beranggapan keberhasilan yang diperoleh saat ini karena social network bukan karena pendidikannya. Walau terkadang karena pengaruh lingkungan mereka juga ikut-ikutan memasukkan sekolah yang wah

Anak yang dihasilkan :
Orang tua tipe ini juga berusaha menjadikan anak-anak mereka superkids. Namun justru anak-anak ini kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan, karena tak mendapatkan stimulasi maksimal. Selain itu karena kurang perhatian anak bisa menjadi agresip dan biang kerok untuk mencari perhatian orang tua.

Agar anak berkembang dnegan sehat inilah yang harus dilakukan orang tua :
Menyadari dirinya sebagai model peran bagi anak. Lantaran itu luangkan waktu untuk bisa menjadi contoh yang baik dna memberikan kasih sayang, mengamati perkembangan anak dam memberikan stimulasi dsesuai dengan tahapan perkembangannya. Berikan perhatian pada anak demi terjalin hubungan yang hangat dengan anak.
   
18-12-2007 12:30:36 ke: 10
Jumlah Posts : 40
Jumlah di-Like : 1
8. Milk and cookies parents
Inilah tipe orang tua ideal. Mereka mengerti bagaimana peranny sebagai ibu/ayah dari anak-anaknya. Taka da kelemahan pada orangtua tipe ini. Namun untuk mencapai tipe seperti yang diharapkan ini tidaklah semudah yang dibayangkan .

Ciri-ciri:
a. terbuka dan hangat dengan latar belakang masa kecil yang bahagia, sehat dan manis.
b. memberikan lingkungan yang nyaman kepada anak-anaknya dengan penuh perhatian dan tumpahan cinta kasih.
c. Sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembang anaknya dengan penuh dukungan
d. menyukai berdiskusi dengan anak-anak sehingga anak terbiasa melontarkan permasalahan yang sedang dihadapi dan berpendapat tentang sesuatu hal.
e. Memercayai adanya proses bagi setiap anak untuk menemukan keistimewaan yang dimiliki.

Kelebihan :
Sangat memerhatikan kemampuan anak-anaknua. Mereka begitu yakin, akan membutuhkan suatu proses dan waktu untuk dapat menemukan keistimewaan yang dimilikinya. Dengan kata lain mereka percaya bahawa naka sendirilah yang akan menemukan kekuatan dalam dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benar seorang anak yang hebat dnegan kekuatan dan potensi yang juga berbeda dan unik. Mereka memenuhi rumah tangganya dengan buku-buku, lukisan dan musik yang disukai anak-anaknya. mereka berdiskusi di ruang makan, bersahabat dan menciptakan lingkungan yang menstimulasi anak-anak mereka untuk tumbuh mekar segala potensi dirinya.

Anak yang dihasilkan :
Anak-anak ini memiliki masa kanak-kanak yang bahagia dan penuh kenangan indah serta memiliki kepercayaan diri dan antusiasme dalam belajar. MEreka juga tumbuh sesuai tahapn perkembangannya. ada target yang ingin dicapai tapi tidak muluk-muluk sesuai dengan kemampuan yang dimiliki si anak. boleh dibilang anak yang ideal.
   
 page  1  2 Next
atau login dengan Facebook Anda