ASI Tidak Cukup vs ASI Berlebih
Oleh AIMI
ASI Tidak Cukup
“Payudara saya lembek, tidak terasa penuh dan kencang lagi, saya khawatir ASI saya kurang”
“Si kecil menangis terus, sepertinya ASI saya sedikit. Perlukah saya berikan susu formula?”
ASI tidak cukup atau ASI yang DIPERSEPSIKAN tidak cukup adalah masalah yang paling umum ditemui pada ibu menyusui. Ada beberapa tanda bahwa ASI tidak cukup. Tanda ini dibagi dua, yaitu: Tanda PASTI dan tanda MUNGKIN.
Tanda “PASTI” ASI Tidak Cukup
Tanda “PASTI” ASI tidak cukup artinya ASI memang BENAR BENAR kurang. Hal ini ditandai dengan frekuensi BAK yang kurang (kurang dari 5-6 kali per 24 jam) dan biasanya warna urine bayi cenderung kuning pekat serta kenaikan berat badan yang kurang (misal: berat badan bayi yang baru lahir tidak kembali ke berat lahirnya dalam waktu 2 minggu setelah kelahiran atau pola peningkatan berat badannya tidak menunjukkan kurna peningkatan sesuai dengan growth chart bayi ASI dari WHO).
Penyebab ASI PASTI tidak cukup biasanya ada beberapa, antara lain: posisi dan pelekatan menyusui yang kurang efektif, menyusui yang dijadwal dan bukan sesuai dengan permintaan bayi, ataupun kelainan fisik bayi seperti tali lidah pendek (tongue tie), atau bisa juga karena kondisi ibu yang mengalami stress atau depresi berat setelah melahirkan. Apa yang harus dilakukan jika hal ini yang terjadi? Segera cari bantuan. Silakan bertemu konselor menyusui atau mengunjungi klinik laktasi atau dokter /bidan yang paham tentang manajamen laktasi.
Tanda “MUNGKIN” ASI Tidak Cukup
Tanda “MUNGKIN” ASI tidak cukup. Tanda “MUNGKIN” ini artinya adalah ASI sebetulnya cukup, tetapi ibu mendapati berbagai tanda yang dianggap merupakan tanda ASI tidak cukup. Tanda-tanda itu antara lain adalah: bayi menjadi sering menyusu, bayi sering menangis, bayi sering terbangun, bayi menyusu sangat lama, dan payudara ibu terasa lembek terus.
Yang sering menjadi masalah adalah, tanda “MUNGKIN” ASI tidak cukup. Mari kita bahas bersama-sama bahwa tanda-tanda MUNGKIN tidak selalu benar.
Pertama, menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Bayi menangis tidak selalu karena lapar. Bisa karena kepanasan, kedinginan, lembab, ingin dipeluk, bosan atau merasa sendirian. Untuk lengkapnya tentang berbagai kemungkinan makna tangisan bayi lihat dokumen grup tentang “Bayi Sering Menangis – Apakah Ini Tandanya ASI Tidak Cukup?”.
Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI juga akan lebih sering bangun ketimbang bayi yang mengkonsumsi sufor. ASI mudah dicerna sehingga bayi cepat lapar dan cepat terbangun kembali. Jika diberi susu formula, bayi akan tidur lebih panjang karena susu formula sulit dicerna. Analoginya sama seperti kita yang makan banyak dan kekenyangan. Rasanya mata akan selalu mengantuk. Kasein dalam susu formula kadarnya sangat tinggi dan sulit dicerna. Kasein membentuk gumpalan seperti karet dan mengendap di usus bayi. Sekali mengkonsumsi susu formula maka kasein bisa mengendap di usus selama 7 hari ke depan.
Kedua, bayi sering sekali menyusu juga belum tentu tanda ASI tidak cukup karena sifat ASI yang sangat mudah diserap sehingga bayi akan mudah merasa lapar kembali. Apalagi bayi yang baru lahir memiliki ukuran lambung yang sangat kecil yang membuatnya cepat kenyang tetai cepat lapar kembali.
Untuk perbandingan:
Di hari pertama hingga hari ketiga, ukuran lambung bayi sebesar kelereng.
Di hari ketiga hingga ke-6, ukuran lambung bayi adalah sebesar bola bekel
Di usia satu minggu, ukuran lambung bayi adalah sebesar bola pingpong
Sejak umur satu minggu, ukuran lambung bayi akan berkembang secara bertahap dari ukuran bola pingpong hingga seukuran bola tenis.
Ketiga, payudara yang terasa lembek bukan berarti tidak ada ASI. Tapi itu tandanya produksi ASI sudha mengikuti kebutuhan bayi. Masih ingat bahwa produksi ASI mengikuti demand/kebutuhan bayi? Di awal-awal fase menyusui, payudara kita akan sering terasa penuh dan kencang karena produksi ASI sedang mencari keseimbangan dengan demand/kebutuhan bayi. Ketika demand dan produksi sudah bertemu, payudara justru akan jarang terasa penuh dan kencang.
ASI Berlebih (Hiperlaktasi)
Yang harus dipahami adalah, jangan buru2 melabel Anda mengalami hiperlaktasi. Produksi ASI yg berlebih biasanya umum terjadi di dua bulan pertama usia bayi. Itu wajar karena produksi ASI sedang mencari keseimbangan supply dan demand. Biasanya, begitu keseimbangan supply dan demand tercapai, maka tidak lagi akan terjadi produksi berlebih. Kalau untuk para ibu yang masih di fase ini, cara mengatasinya adalah dengan: perah dulu sblm menyusui langsung dan menyusui dengan posisi IMD atau posisi semi rebahan.
Tapi, kalau setelah bayi berusia dua bulan produksi msh berlebih, ada kemungkinan ibu mengalami apa yg disebut hiperlaktasi. Hiperlaktasi sebabnya bisa beragam. Bisa karena ketidakseimbangan hormon, ada yg karena banyaknya jumlah kelenjar produksi ASI.
Cara Penanganan Hiperlaktasi
Untuk mereka yg mengalami hiperlaktasi, memang harus mengakali proses menyusuinya.
Pertama, variasi posisi, dengan posisi IMD atau semi rebahan yang intinya melawan gravitasi.
Kedua, beri kompres dingin atau beri lembar kol dingin pada saat menyusui. Kompres dingin punya efek yang berseberangan dengan kompres hangat. Kalau kompres hangat bisa melancarkan aliran, kompres dingin bisa membantu memperlambat aliran.
Ketiga, metode block feeding. Hanya menyusui dari satu payudara di beberapa sesi menyusu tanpa pindah payudara. Yang sebelahnya bisa diperah kalau mulai bengkak, tidak usah sampai habis. Yang penting cukup untuk mengurangi rasa penuh dan mencegah bengkak. Terkait point ketiga tentang block feeding yang sudah jelaskan di atas, coba dulu untuk durasi 2-4 jam. Artinya dalam 2-4 jam itu hanya menyusui di payudara yang sama, meski untuk beberepa sesi menyusui. Tujuannya sebetulnya untuk menghambat produksi yang terlalu kencang sekaligus memastikan si kecil dapat hindmilk yang cukup. Jadi sampai kurang lebih 4 jam, setiap bayi minta menyusu susui dari payudara yang sama. Sementara yang satunya kalau penuh hanya boleh diperah sedikit saja, max. 1 menit cuma untuk mengurangi penuh dan bengkak. Nanti setelah 4 jam, baru pindah susui yang satunya dan lakukan hal yang sama untuk yang ini, susui dengan payudara yg sama sampai 4 jam. Kalau ternyata masih kencang juga, perpanjang sampai setengah hari.
Keempat, kalau block feeding tidak berhasil juga, masih ada cara terakhir. Sejam sebelum menyusui, perah keduanya sampai habis. Sejam kemudian baru susui bayi. Lalu terapkan metode block feeding utk bbrp jam pakai payudara yang sama utk beberapa sesi menyusui,. Setelah sebelahnya mulai penuh, baru pindah payudara.
Kelima, jika mencoba strategi pertama yg modifikasi berbagai posisi menyusui, pastikan ibu menggunakan jari ibu membentuk seperti gunting menekan areola untuk membantu membatasi aliran ASI.
Ingat bahwa bayi kita TIDAK BUTUH ASI YANG BERLEBIHAN ATAU MELIMPAH. Kita hanya butuh produksi ASI yg SESUAI DENGAN KEBUTUHAN BAYI. Hoperlaktasi bukanlah sebuah kondisi yang menyenangkan, baik bagi ibu dan bayi. Ibu dengan hiperlaktasi itu sangat rentan mastitis, sangat rentan mengalami payudara bengkak. Dan kalau manajemen menyusuinya tidak benar, bayi yg ibunya mengalami hiperlaktasi juga rentan mengalami ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk. Bayi yang ibunya menglamai hiperlaktasi juga cenderung kesulitan menyusu, selalu rewel saat menyusu dan sering tersedak.