di balik manfaat dan kepraktisannya,
kita juga perlu mewaspadai dampak yang ditimbulkan
akibat penggunaan AC atau kipas angin yang terlalu
lama, terlalu dingin atau bukan pada tempatnya. Menurut
Dr.H. Muljono Wirjodiarjo, Sp.A(K) dari RS Internasional
Bintaro, Tangerang, gangguan yang mungkin timbul
antara lain:
* Hipotermia
Pemaparan terhadap udara yang terlalu dingin akan
menyebabkan suhu badan menjadi terlampau dingin atau
hipotermia. Hipotermia yang terlalu lama akan
menimbulkan gangguan pada peredaran darah. Gangguan
peredaran darah di bagian tubuh yang penting, misalnya
otak, dapat menurunkan kesadaran atau pingsan. Bahkan
pada bayi misalnya, dapat menimbulkan kematian yang
mendadak (Sudden Infant Death/SID) .
Pemaparan udara yang terlalu dingin dapat terjadi karena
meletakkan kipas angin yang terlalu dekat, menyetel
terlalu kuat dan mengarahkan secara langsung ke tubuh.
Kapasitas AC yang terlalu besar bagi ukuran kamar juga
dapat menyebabkan penurunan suhu udara yang terlalu
dingin.
Anak-anak yang sudah cukup besar dan dapat menyetel
kipas angin atau AC sendiri juga perlu dipantau. Bila AC
dan kipas angin tidak dilengkapi dengan timer, besar
kemungkinan suhu udara yang terlalu dingin akan
terpasang terus. Oleh karena itu sebaiknya orang tua
memeriksa kamar anak-anak untuk mencegah pemakaian
AC atau kipas angin yang terlalu dingin.
Pada musim kemarau seperti sekarang, biasanya terjadi
perbedaan suhu udara siang dan malam yang cukup
besar. Kita harus ekstra hati-hati karena kipas angin
atau AC yang kita anggap sudah disetel dengan cukup,
ternyata menjadi terlalu dingin pada saat menjelang pagi
karena udara di luar menurun.
Pemaparan hawa dingin pada tubuh yang tidak merata
juga tidak baik bagi kesehatan. Pada bayi dan anak,
misalnya karena bagian perut dan dadanya terbuka,
dapat menyebabkan bagian yang terbuka menjadi lebih
dingin dari bagian yang tertutup. Pada bayi, bila
kebetulan dia mengompol dan tidak segera diganti
popoknya, besar kemungkinan bagian pantat akan
menjadi lebih dingin. Pemaparan suhu dingin yang tidak
merata pada anak, dapat menyebabkan gejala seperti
"masuk angin". Bagian perut yang terbuka, bila terpapar
angin atau udara dingin, dapat menyebabkan gejala sakit
perut bahkan sampai mencret.
* Pemakaian kipas angin dan AC pasa saat anak sedang
sakit.
Anak yang sedang sakit tentu lebih rentan terhadap efek
yang ditimbulkan oleh pemakaian kipas angin atau AC
yang tidak benar ketimbang anak sehat. Anak yang
sedang menderita panas sebaiknya ditempatkan pada
ruangan yang suhunya cukup sejuk agar panas yang
berlebihan di dalam tubuhnya dapat dipancarkan keluar
tubuhnya. Mungkin anak akan sedikit menggigil karena
kedinginan. Bila seperti itu, anak boleh diberi selimut
yang tidak terlalu tebal agar pelepasan panas tidak
semuanya ditahan oleh selimut. Pada saat panasnya
mulai turun seringkali anak akan mengeluarkan banyak
keringat. Segera seka keringat tersebut dengan handuk
kering, jangan dibiarkan mengering sendiri untuk
menjaga agar anak tidak menderita hipotermia.
Bagi anak yang menderita gangguan pernapasan,
pemakaian kipas angin dan AC sebaiknya dibatasi
mengingat kipas angin menyebabkan debu beterbangan.
Sehingga bagi anak yang mempunyai bakat alergi, hal
ini bisa mengakibatkan penyakit yang lebih serius.
Dalam situasi seperti ini, AC mungkin lebih baik. Tapi AC
yang filternya jarang dibersihkan juga dapat
mengakibatkan terjadinya debu atau jamur. Perlu
diketahui, pemakaian AC dapat menyebabkan udara
kamar menjadi kering karena kandungan airnya sudah
diambil oleh mesin AC. Bila anak sedang flu dibiarkan
menghisap udara kering dalam jangka waktu lama, maka
selaput lendir alat pernapasannya akan menjadi kering.
Akibatnya dapat mengganggu fungsi pernapasannya. Ini
akan berlanjut dengan hidung tersumbat dan mungkin
sangat mudah berdarah (mimisan).
* AC mobil
Hal yang perlu diperhatikan pada umumnya hampir sama
dengan pemakaian AC di rumah. Namun demikian ada
beberapa hal penting untuk diperhatikan. Pertama,
periksalah knalpot mobil. Knalpot bocor menyebabkan
tersedotnya asap ke dalam mobil melalui AC sehingga
dapat mengakibatkan keracunan gas CO2. Walaupun
knalpot tidak bocor, hindarilah kebiasaan berada di
dalam mobil yang sedang berhenti dengan terus-
menerus menghidupkan mesin, tanpa atau dengan
memasang AC. Apalagi jika mobil sedang diparkir di
tempat tertutup, misalnya di dalam garasi. Asap mobil
yang terkumpul di bawah mobil atau di ruangan akan
tersedot ke dalam ruangan mobil.
Bila perjalanan cukup jauh atau lama, seperti ke luar
kota, untuk menyegarkan udara di dalam mobil, sering-
seringlah membuka jendela agar udara segar masuk dan
memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dari luar ke
dalam mobil.
* AC di tempat umum
AC di tempat umum tidak memungkinkan untuk disetel
sesuai kehendak kita. Dalam hal ini kita tidak dapat
berbuat banyak kecuali melindungi tubuh anak agar
tidak terpapar hawa dingin secara berlebihan. AC di
dalam pesawat terbang cenderung disetel dingin
sehingga terasa sangat dingin. Dalam keadaan seperti
itu, jangan segan-segan meminta selimut kepada
pramugari, bila perlu mintalah selimut lebih dari satu
helai.
Kelembaban udara di dalam kabin pesawat yang sangat
rendah (udara menjadi kering) dapat menyebabkan mata
menjadi merah dan terasa pedih. Selaput lendir hidung
juga menjadi kering dan tenggorokan menjadi terasa
kering dan sakit. Untuk mengatasinya kita dapat
meminta handuk basah yang hangat dari pramugari,
kemudian hisaplah dalam-dalam udara melalui handuk
basah tersebut agar uap airnya dapat membasahi selaput
lendir hidung. Lakukan ini sesering mungkin, terutama
sangat dianjurkan bagi anak yang mempunyai bakat
alergi (rinitis, asma, dll) atau anak yang menderita
infeksi telinga yang berulang.