Pola tumbuh dan kembang yang unik dari setiap anak , terbatasnya pendidikan formal dan buku panduan parenting skills, membentuk mayoritas orang tua memperoleh cara mengasuh dan parenting skills secara turun temurun dari orang tua dan kerabat yang belum tentu cocok dengan sifat dan karakteristik masing-masing anak.
Kini Bunda dapat berdiskusi disini mengenai Pola Asuh dan Tumbuh Kembang Anak oleh Parenting Specialist yakni Rozana.M.Daecyanti atau yang lebih akrab dipanggil dengan Ms. Deacy.
salam kenal ms daecy, perkenalkan nama saya vhe,bunda dari hilbram (12month). saya seorang ibu muda. saya ingin meminta saran dari ms daecy. sampai saat ini saya masih meyakini bahwa pendidikan anak itu harus sejalan. sejak hilbram kecil saya berusaha menerapkan kebiasaan2 kecil dirumah. tapi jika weekend tiba,dia dijemput utk berlibur dgn kakek neneknya,kebiasaan yg tidak saya terapkan justru jd rutinitas. termasuk soal makanan (snack2 asin,kerupuk,aromanis dll) saya sudah berusaha menyampaikan apa yg saya terapkan dirumah kpd kakek neneknya scr tersirat maupun tersurat. tp tdk berarti apa2. beberapa waktu lalu anak sy tdk mau pulang,dan tdk mau sy gendong. ya tuhan.. hancur rasanya hati saya. berhari2 sy berfikir keras,introspeksi smpai kdg menangis. analisa saya smpai saat ini,adl adanya ketidakserasian pembiasaan yg kami terapkan. cth nya,makanan favoritnya berubah jd makanan2 yg sy larang. yg ingin sy tanyakan : 1.bagaimana caranya menghadapi kondisi saya saat ini ? 2. apa yg harus saya lakukan utk tetap bs menerapkan kebiasaan2 yg ingin saya ajarkan kpd hilbram tanpa membuatnya semakin jauh dari saya ? 3. apa saya sudah gagal mnjd seorg ibu yg baik bagi anak saya ? trima kasih sebelumnya. dan mohon saran
malam bundaa. saya ingin bertanya .. ank saya 12bulan tp mengapa dy blm bisa menyebut mama. klo d suruh memanggil mama ank q mlh menyahut papa,, tp bila ditanya mana mama dia langsung melirik k arah ku.. orang sekitar lingkungan pun tdk mengajarkn mama. apa lg mertua saya,, bagaimna crany spy ank saya bsa memanggil mama??? dy menyebut mak,mamam bisa. knp mama ssh sekali??
Bagus sekali Bunda sudah mempunyai visi yang baik dalam mendidik Hilbram di rumah. Saya sangat setuju dengan pandangan Bunda bahwa pendidikan anak harus sejalan baik di rumah, nantinya di sekolah dan di lingkungan masyarakat. Ada istilah: It "It takes one village to raise a child." Dibutuhkan kerja sama semua pihak dalam mebesarkan anak.
Saya akan menjawab pertanyaan Bunda satu persatu:
1. Hadapi dengan rileks. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan ketenangan Bunda dalam mengambil langkah yang tepat. Tidak perlu bereaksi dan diambil hati. Hilbram akhir-akhir ini mungkin sering protes karena dia belum mengerti. Kakek dan neneknya juga sepertinya juga tidak paham. Karena memang sering terjadi kakek nenek yg dulu cukup tegas terhadap anak-anaknya, di kemudian hari sangat memanjakan cucu cucunya.
2. Lalu yang harus dilakukan adalah:
a. Berbicara dengan suami dari hati ke hati tentang pola asuh bagaimana yang akan diterapkan dalam membesarkan Hilbram. Dengan menjadi tim yang kompak, Bunda tidak akan merasa menghadapi hal ini sendirian.
b. Bersama dengan suami, bicarakan secara terbuka dengan kakek nenek dengan penuh pengertian tentang harapan Bunda dan suami dalam membesarkan Hilbram. Jelaskan juga, tanpa menyalahkan siapapun, bahwa yang terjadi di rumah kakek nenek sering kali menjauhkan Hilbram dari harapan Bunda. Jangan lupa tunjukkan apresiasi atas cinta dan kepedulian kakek nenek yang besar kepada Hilbram. Sekali lagi dibutuhkan keterbukaan, bukan kata-kata yang tersirat dan tersurat.
c. Apabila kakek nenek memiliki pemahaman yang berbeda tentang hal ini, maka sampaikan dengan hati-hati dan sehalus mungkin bahwa Hilbram tidak usah dijemput dulu sampai semuanya bisa kompak. Jelaskan bahwa ini bukan hukuman untuk kakek neneknya, melainkan sesuatu yang harus Bunda lakukan agar Hilbram tidak menjadi semakin jauh.
d. Apabila kakek dan nenek mau berkunjung ke rumah, bicarakan dengan penuh pengertian bahwa Hilbram mengikuti beberapa peraturan di rumah ini. Ajak mereka dengan sikap positif untuk jadi kompak.
3. Apakah Bunda sudah gagal? Bunda Vhe, tidak ada istilah ibu yang gagal atau berhasil. Bunda adalah seorang ibu yang sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Saran saya adalah jangan berhenti belajar, dan mulai menikmati naik dan turun dalam mendampingi si buah hati.
Wah, menarik sekali yang terjadi di rumah Bunda saat ini. Pasti Bunda sangat menikmati perkembangan bahasa dari putra Bunda. Menyangkut dengan pertanyaan Joanne mengapa usia 12 bulan belum bisa mengucapkan mama. Saya ingin jelaskan sedikit mengenai proses perkembangan bahasa anak.
Ketika anak berusia 6-12 bulan, ia akan mulai berceloteh (babbling), yakni mengeluarkan suara berupa serangkaian vokal dan konsonan yang diucapkan secara berulang, seperti mamamamama, papapapa, dan dadadada. Kemudian di usia 10-12 bulan, celoteh ini akan memendek menjadi 2 suku kata (protowords), sebagai contoh mama, papa, dada. Barulah setelah usia 12 bulan anak-anak mengucapkan kata pertamanya. Dan banyak orang dewasa yang bingung mengartikan apakah ini adalah kata pertamanya atau sebuah protowords.
Para peneliti sudah membuktikan bahwa kualitas dan jenis suara dari anak seusia ini sangat berhubungan dengan bahasa ibu si anak, artinya bahasa apa yang digunakan sehari-hari digunakan oleh lingkungan keluarganya menentukan jenis celotehan, protowords, dan kata pertamanya. Seandainya suami memanggil Bunda dengan sebutan bunda, sayang, Joanne, atau yang lainnya. Maka sebutan mama untuk Bunda tidak menjadi sesuatu yang alami bagi si kecil. Tapi bukan berarti ia tidak akan bisa. Hanya butuh waktu untuk mengucapkan kata-kata yang baru.
Yang kedua adalah perkembangan kognitif. Anak-anak usia di bawah 1 tahun akan mengamati lingkungannya dengan seksama dan mencoba menghubungkan setiap kejadian atau benda di sekelilingnya dengan apa saja. Mungkin di beberapa kesempatan Bunda Joanne menunjuk diri sendiri sambil berkata, mama. Maka si kecil kemudian mengasosiasikannya dengan Bunda. Maka itu ia menoleh saat ditanya mana mama.
Jadi ada 2 hal berbeda yang terjadi di sini. Yang pertama, saat si kecil mengeluarkan suara papa, bukan berarti selalu itu maksudnya ayah, bisa saja iya, bisa saja ia sedang mengucapkan protowords yang maksudnya bisa yang lain. Juga bukan pula berarti ia lebih sayang ayahnya daripada Bunda. Dan yang kedua adalah perkembangan alamiah kognitifnya.
Apabila Bunda ingin dipanggil mama, maka bisa memulai banyak mengobrol dengan menggunakan kalimat yang ada kata-kata mama. Minta juga suami dan keluarga untuk memakai kata mama untuk mengasosiasikan mama dengan Bunda.
Hal lain yang dapat membantu si buah hati adalah dengan banyak-banyak berbicara dengannya. Nyanyikan lagu, bacakan buku cerita, ajak jalan-jalan ke taman. Lakukan apa saja dan jelaskan apa yang sedang terjadi. Tapi ingat, harus dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ya. Juga tidak perlu bersuara seperti anak kecil. Tetap dengan nada normal.
Semoga jawaban ini dapat memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi saat ini. Selamat terus menikmati dan mengamati perkembangan bahasa putra/putrinya.
Saya mau tanya dong, kenapa yah anak saya kok suka memberontak dan agak "liar", padahal kita lg membujuk mereka, setiap ada sesuatu yang dia ga suka sedikit, pasti langsung begitu. Aku jadi khawatir dgn perkembangan dia selanjutnya deh...
Kenapa yah kok anak saya perkembangannya terasa lambat? Pdhl sudah mau umur 3 tahun. Anak saya masih susah untuk bicara dengan lancar, atau terdengar dgn jelas.. Apa yang bisa saya lakukan yah, untuk bisa menangani masalah anak saya tsb? Terima Kasih
: 1725
: 25
