Mau sharing, topik ini pernah saya bagikan di forum tetangga...
Teman-teman, kemarin saya hadir di seminar tentang cara mendidik anak dengan hati. Saya bagikan oleh-olehnya dari keranjang pertama saya
Apa yang saya dapat kemarin semakin memantapkan saya untuk menekuni cara berpenghasilan dari rumah agar lebih dapat mengatur waktu dan memegang kendali dalam mendidik anak di rumah. Tangkap oleh-olehnya, ya...hupssss:
Ada suatu hasil survei mengenai kebiasaan anak-anak di kota besar yang ayah dan ibunya bekerja di luar rumah selama minimal 5 hari seminggu x minimal 8 jam sehari di kantor x minimal 2 jam sehari di perjalanan pp. Hasil surveinya adalah sbb:
Anak-anak tanpa pengawasan langsung orang tuanya ini ternyata telah menghabiskan waktu rata-rata 5.000 jam di depan televisi sejak lahir sampai mereka meraih gelar diploma. Bahkan yang lebih mengejutkan adalah, waktu di depan televisi ini lebih lama daripada waktu yang mereka pakai untuk belajar secara formal di sekolah sampai mereka meraih gelar diploma.
Wow, teman-teman dapat membayangkankah tentang mutu tayangan media telivisi saat ini dan dampaknya bagi anak-anak? Scr global, bukankah ini yang disajikan: mertua vs menantu, anak vs ibunya sendiri, gaya pacaran ABG saat ini, kisah-kisah selingkuh . Memprihatinkah, lho...karena apa yang mereka tonton di usia emas akan tersimpan di memori selamanya dan akan menjadi model/contoh yang dapat dengan mudah mereka tirukan.
Fakta hasil survei ini dipaparkan kembali agar apapun saat ini yang kita lakukan melalui pekerjaan, melalui bisnis, melalui berbagai profesi lainnya, adalah bijaksana untuk kita bersama bercermin pada kata bijak berikut:
Spent our today's time for our children in order not to loose them in the future.
Sebagai catatan: Usia 0-6 tahun adalah usia emas bagi anak untuk pembentukan disiplin dan kecerdasan emosinya. Ternyata, menurut survei dari David Goleman, seorang psikolog dan penulis di The New York Times, kesuksesan seseorang itu porsi terbesarnya yaitu 80%, ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya (EQ), dan sebanyak 20% ditentukan oleh IQ.
Pertanyaannya, siapakah yang akan berperan penuh dalam proses pendampingan anak-anak dalam melewati usia emas yang menentukan kesuksesan mereka di masa depan? Jika kita sebagai para Bunda tidak rela ketika perhiasan emas kita jatuh di jalan dan hilang, terlebih lagi kita tidak akan rela usia emas anak terhilang dari genggaman karena kita tidak punya cukup waktu untuk sang buah hati.
thanx bunda talia atas 'oleh-oleh' nya.cukup 'nampol' jg,hehehe untung aku ibu rumah tangga sejati.alias bukan wanita karier.jd waktu ku full habis bersama abel.dan setiap hari kami menonton tv paling hanya 1 jam.itu pun hanya iklan yg ditonton[abisnya abel sukanya cuma nonton iklan]hehehe.selebihnya kami 'mejeng' di luar sambil main dengan anak2 sebaya nya dan nunggu odong-odong lewat.
bunda talia.....aku tertarik dengan info mengenai bekerja dari rmh.gmn siy caranya????aku mau donkkkkk
aku baru punya baby umur 3 bulan, tapi sayangnya aku udah pns dimana diharuskan bekerja sampai umur 60th....niatnya mau resign tapi input dari ortu, suami n teman2 bilang jangan karna sayang....
tiap mau berangkat kantor jadi sedih, apalagi kalau harus ditinggal keluar kota, sedihnyaaaa....
bunda putri ngiri knp????ga bisa sering kumpul sama baby nya ya?yah...bun smua ada resiko nya n keuntungannya.klo kyk aku yg full drmh n ga punya penghasilan malah pengennya kerja coz bisa nambah wawasan,bantu suami cari uang{jd tabungan cepet nambah}.sedangakn bunda putri udah krj malah mau resign.dasar manusia ya bun...ga pernah ada puasnya.hehehe
@Priska: he...he...setuju banget, banyak tayangan yang gak mutu. Membatasi jam nonton TV, saya juga setuju. Itu membiasakan anak disiplin dan tau waktu. Nanti kalo udah sekolah, ia akan tahu waktu belajar dan bersantai.
@Putri: hmmm...saya dulu juga rasakan hal yang sama, terpaksa tinggalkan si kecil untuk bekerja. Waktu ingin lepasin tuh kerjaan sayang, tapi aku liat ruginya besaran mana. Tapi gak nyante juga di rumah secara aku masih merasa perlu dukung suami dengan penghasilan sampinganku.
@Mama Abel: hayuk atuh, aku mau bagi caraku berpenghasilan dari rumah. Info gak ngiket, jadi no worry, yaaa...
Ada di sini infoku, Mama Abel Klik Aja di Sini: Mengukir Impian
Ini yang saya lakukan, setiap malam...daripada duduk di depan TV antara jam 20-22 dan menonton sinetron, adalah lebih baik (menurut saya, ya) meninabobokan si kecil sambil bercerita sebelum tidur.
Bukankah dengan bercerita sebelum tidur kita akan lebih memberikan nasihat2 yang berguna melalui pesan moral sebuah cerita? Ceritanya pun kita sendiri yang pilih, lho Bun.
Saya juga kok sebisa mungkin mendampingi anak saya nonton tv, dvd, main games. Kalo mau beli dvd, film, games pun saya filter dulu. Untungnya anak saya gak suka nonton sinetron atau film2 Indonesia, termasuk upin dan ipin. Hehehe..
Terima kasih udah sharing ya, ibu2..
posting yg sangat bagus!
aduh aku sebeeeeeeeeeeeeeeeeeeeellllllllllllll bgt ama acara2 TV lokal
sinetronnya ga ada yg mendidik!
bukannya buruk buat anak2 aja, buat org dewasa jg ga bermutu
kalo aku sih sediain dvd2 lucu dan mendidik kaya pocoyo
harganya ga mahal jg, bgs bisa belajar bahasa inggris lagi
atau ga bacain emily buku anak2
anak saya sukanya nonton disney channel dan playhouse kl televisi lokal saya memang sangat membatasi karena kl kadang tayangan sinetron kita selalu dibuat buat dan membuat damapk yang buruk buat anak anak kl mnr saya sie....
: 149
: belum ada like
Bahkan yang lebih mengejutkan adalah, waktu di depan televisi ini lebih lama daripada waktu yang mereka pakai untuk belajar secara formal di sekolah sampai mereka meraih gelar diploma.
, terlebih lagi kita tidak akan rela usia emas anak terhilang dari genggaman karena kita tidak punya cukup waktu untuk sang buah hati
.
