knp nggak pake ASI aja bunda..? ASI itu yang terbaik lho untuk anak-anak kita...
Alhamdulillah, anak-anak saya pakai ASI hingga usia mereka 2 thn. Tidak sama sekali menggunakan Formula.Karena keuntungan ASI itu luar biasa, tidak di dapat dari susu formula. Coba deh bunda lihat2 info di internet yg mengulas ASI. ASI itu luar biasa. Sayang sekali kalau anak-anak kita kurang atau tergantikan hak ASI nya dengan sufor.
Banyak promosi beragam sufor..malah ada yg mengaku menyebut hampir smaa dengan ASI, padahal..kandungannya jauh beda..apalagi kalau tahu bagaimna sufor itu dibuat..yg malah lebih besar akan emngurangi kandungan vitamin dan beragam gizi yang dimaksud
Dengan ASI anak-anak lebih sehat..cerdas..
Anak-anak saya, alhamdulillah, hingg saat ini jarangs ekai sakit..paling-paling demam kalau mau tumbuh gigi saja..dan mereka lebih aktif dan cerdas....
Saran saya sih..bunda usahakan terus saja dengan ASI ya... 
Oya, kal bunda bekerja..bisa koan di pompa..? teman saya sugesti untuk memebri ASI anaknya luar biasa..akhirnya dalam sehari dia bisa memeras ASI nya hngga 2 liter...:)
Subhanallah..karena memang ingin hak anaknya mendapat ASI hrs terpenuhi...
Selamat emncoba bunda.
Oya, ada artikel ttg ASI, yg mngkn bs menambah info untuk bunda..selain bunda bs mencari lg infonya di banyak tempat...trmaks internet lho..:)

Keunggulan ASI tidak tergantikan ( Suara Merdeka)
Berdasarkan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003, hanya 14% ibu yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayinya sampai usia lima bulan. Bahkan, ada yang hanya memberikan ASI kurang dari dua bulan.

Ungkapan itu disampaikan Nutrition Project Officer UNICEF (United Nations Children's Fund) Jakarta, Anna Winoto, ketika berbicara dalam diskusi di Hotel Santika Yogyakarta, kemarin.

UNICEF bekerja sama dengan Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) menggelar acara round table discussion bertemakan "ASI versus Susu Bayi". Dalam acara yang berlangsung di ruang Sekar Jagad itu, hadir narasumber dari Sentra Laktasi Indonesia yang diwakili oleh Dr Utami Roesli, dan Badan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI yang diwakili oleh Dr Dien Sanyoto Besar.

Menurut Anna, ada beberapa hal yang menghambat pemberian ASI, antara lain rendahnyapengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan. Selain itu, persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI juga menjadi salah satu kendala.

Inisiasi Bayi

Ketua Sentra Laktasi Indonesia, Dr Utami Roesli menjelaskan, para ibu harus memberikan inisiasi dini kepada bayi yang baru keluar dari rahimnya. Si bayi yang baru saja lahir diletakkan di dada ibunya, dibiarkan sendiri mencari puting ibunya untuk dihisap. Hal itu merupakan inisiasi yang seharusnya dilakukan oleh ibu yang bayinya baru lahir, agar proses pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat dilakukan dengan mudah.

Sementara itu Badan Pekerja Peningkatan Penggunaan ASI, Dr Dien Sanyoto Besar menambahkan, susu formula yang gencar dipromosikan di berbagai media dengan berbagai kemasan dan manfaat yang dapat menarik perhatian para orang tua, membuat mereka memilih mengonsumsi susu formula bagi bayinya.

Padahal, hanya ASI yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi, dan keunggulannya tidak bisa digantikan oleh susu lain. ASI aman, bersih, dan mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagi macam penyakit dan infeksi. ASI juga tersedia setiap saat dan gratis.

Anna kembali menjelaskan, selain memberikan manfaat bagi bayi, ASI juga dapat bermanfaat bagi ibu, antara lain menurunkan risiko pendarahan, kanker payudara dan kanker ovarium, serta dapat menunda kembalinya fertilitas/kesuburan ibu sesudah melahirkan, sehingga dapat menjaga waktu hingga kehamilan berikutnya.

''Untuk bayi, ASI dapat menurunkan risiko terhadap infeksi, seperti diare, radang paru-paru, infeksi telinga, flu, radang otak, dan saluran kencing; melindungi anak terhadap penyakit kronis, seperti alergi, diabetes, dan penyakit lainnya,'' paparnya.

ASI juga dapat meningkatkan perkembangan otak, khususnya bagi bayi yang lahir dengan berat badan rendah (IQ lebih tinggi daripada bayi yang tidak diberi ASI), menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan juga obesitas.(D19-39a)