Bener ga sih cinta ibu yang sesungguhnya adalah cinta yang melepaskan?
Bayangkan bunda, kita yang mengandung buah hati kita selama 9 bulan. Susah payah pula menanggung berat di dalam perut. makan tak enak, tidur kadang tak nyenyak. Tapi karena kita cinta pada buah hati kita, lepas dari 9 bulan, kita harus melepaskannya dari diri kita. Kita lahirkan anak-anak kita atas nama cinta.
Tak berhenti sampai di situ, selama 2 tahun pula kita asuh dia sebagai batita tersayang kita, kita susui mereka, kita beri mereka kehangatan dan kasih sayang. Tapi bunda, selepas 2 tahun, kita pun menyapih mereka atas nama kasih sayang. Ya, sudah waktunya mereka mengenal lingkungan sosial yang lain.
Maka waktu pun terus bergulir. Terkadang kita begitu jenuh dan ingin melepaskan diri dari anak-anak kita. Kita kesal ketika pertama kali masuk TK, anak-anak kita tidak mau kita tinggalkan. Mereka menjerit, menangis, meronta, ketika bundanya pergi jauh dari mereka. Kita malu terkadang, tapi ironisnya ketika anak-anak kita mulai bisa masuk kelas sendiri, mulai belajar berteman dengan orang lain, mulai asyik dengan dunia barunya, kita CEMBURU! Ya, kita merasa kehilangan anak-anak kita yang selama ini menjadikan kita dunia mereka, idola mereka. Kita ketakutan sendiri!
Tapi, cinta ibu memang harus melepaskan bukan? Kita mempersiapkan anak-anak kita menjadi manusia masa depan yang tangguh terhadap dunianya. Ya, kita bersusah payah melakukan itu! Kita lelah, capek, dan banyak mengorbankan ego kita, karier kita, waktu kita, uang kita, tap[i... setelah mereka menjadi manusia yang siap, ... ya betul kita harus melepaskan mereka. Kita harus rela melepaskan mereka menjadi dewasa, sebab itulah makna cinta ibu yang sesungguhnya.
14 Maret 2011
Ditampilkan sebanyak : 757