SITE STATUS
Jumlah Member :
253.406 member
user online :
4565 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
|
Blog -- Rafi tukang nanya
|
Blog posted on 01-03-2007
Hai, semua, ini foto anakku Rafi ketika usianya masih 6 bulan. Keren dan lucu banget, kan? Sebagai ibunya, aku bangga banget lho sama dia. Habis, dapetinnya susah, sih. Aku sempet ‘kosong’ selama 5 tahun dulu sehabis menikah sebelum Rafi lahir 4 September 2002. Sekarang sih dia udah gede (ini kata dia lho waktu dia kepengen naek sepeda ke taman di kompleks rumahku, walaupun kalo disuruh minum susu pake gelas dia beralasan ‘Rafi masih kecil, makanya pake botol aja, Mam’). Waktu lahir dulu, dia langsing banget, beratnya cuman 2,9 kg dan panjangnya 49 cm. Untungnya dia nggak susah mimi atau makan, makanya beratnya udah 8 kg waktu dia 6 bulan.
Waktu kecil dulu, aku sempet khawatir dia bakal telat ngomong. Soalnya, bila sepupu dia, Alyssa, pada usia yang sama udah sering ngoceh dan kata-katanya bisa dimengerti, Rafi punya bahasa sendiri yang aku dan ayahnya namain ‘bahasa planet’. Itu lho, yang dia ngoceh terus nggak jelas.
Ketika udah mulai bisa ngomong pun, saat itu umurnya hampir 2 tahun, Rafi masih suka menyelipkan bahasa planet itu kalo dia lupa kata-katanya dalam bahasa Indonesia. Misalnya, waktu dia cerita bahwa tadi dia takut ngeliat anjing di rumah yang paling ujung. “Doggie-nya gede, Ma, aku takut. Aku lali, tapi cucus (bahasa Rafi buat kata suster) bilang aku ga boleh lali, nanti di … di .. blup blup blup …” Gitu tuh ocehan Rafi. Aku bilang sama Rafi kalo dianggak boleh nyampur-nyampurin lagi bahasa planetnya itu sama bahasa dia sekarang. Tapi, karena aku juga nggak mau dia jadi males berkomunikasi, terpaksa aku dengerin aja kalo dia lagi pake bahasa planet. Aku coba menggiring dia menemukan kata-katanya. Misalnya, “Rafi nggak boleh lari sama cucus karena takut dikejar anjing?” biasanya dia mengangguk riang, senang karena dibantuin nemuin kata-kata yang sedang dicarinya.
Makanya, biarpun aku tadinya sempet deg-degan juga takut kalo perkembangan bahasa Rafi kurang normal, sekarang sih aku bisa bernapas lega. Di usianya yang empat tahun sekarang, Rafi yang udah duduk di TK A ini malah jadi tukang nanya yang nggak ada berhentinya. Sederet apa, kenapa, ke mana, kapan, siapa, dll bisa muncul dalam serentetan kalimat. Ini nih contohnya, “Mami, kenapa tungkang sayur itu pake mobil? Motornya yang rodanya dua ke mana? Tadi kan dia pake motor? Kenapa pake mobil?Takut kena banjir, ya?”
Rafi belum tahu arti kata ‘tadi’. ‘tadi’ buat dia bisa tadi pagi, tadi sore, kemaren, minggu lalu, atau bahkan setahun yang lalu. Dia juga masih seneng bilang ‘tukang’ jadi ‘tungkang’. Dan gara-gara liputan banjir yang terus-menerus, dia suka keliru bilang ‘hujan’ menjadi ‘banjir’.
Aku nggak mau deg-degan lagi. Aku tahu, berlalunya waktu, seringnya Rafidiajak ngobrol sama sekelilingnya, lama-lama dia juga bakalan tahu apamesti diperbaikinya. Semoga ya …
Hannie, ibunya Rafi
Ditampilkan sebanyak : 670
|
|
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang blog ini
Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
|
|
|