Menjadi ibu adalah kebanggaan. Sebuah predikat dengan segudang tugas mulia untuk mencurahkan segenap jiwa demi si kecil. Mendidik dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Salah satu kewajiban ibu sekaligus menjadi hak terpenting seorang anak adalah memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga anak berusia 2 tahun.

Saat putra saya Kayoobi berusia 18 bulan saya

Alhamdulillah setelah 2 tahun lebih seminggu, akhirnya aku memutuskan menyapih Anja dari ASI
Sebenarnya hati ini ingin terus tetap menyusui, namun karena Anja sudah besar.. produksi ASI terus menurun.. saya khawatir Anja hanya ingin ngempeng aja..
Jadi fungsi ASI yang semula sebagai menu utama yg penuh gizi beralih menjadi empeng untuk kenyamanan..

Sebenarnya frekuensi

Galih anak pertamaku, waktu aku hamil kedua masih minta nenen setiap kali aku berada di dekatnya. Padahal waktu aku hamil kedua, Galih dah umur 2 tahun. Hmmmm, rada-rada gimana gitu sensasinya hamil plus menyusui si Galih. Dokter kandungan sih bilang lebih baik jangan atau disapih secepatnya, tapi akunya yang kadang gak tega. Jadi setiap kali aku pulang kerja, pasti sudah merengek minta nenen.

Blog belongs to group

Bener ga sih cinta ibu yang sesungguhnya adalah cinta yang melepaskan?
Bayangkan bunda, kita yang mengandung buah hati kita selama 9 bulan. Susah payah pula menanggung berat di dalam perut. makan tak enak, tidur kadang tak nyenyak. Tapi karena kita cinta pada buah hati kita, lepas dari 9 bulan, kita harus melepaskannya dari diri kita. Kita lahirkan anak-anak kita atas nama cinta.

Setelah cukup banyak membaca informasi tentang ELO, ASIx, kegiatan menyusui, dan MPASI dari milis asiforbaby, sedih rasanya dan merasa (sedikit) gagal jadi ibu yang baik... Adit nggak ELO, nggak ASI ekslusif, MPASI home made seringkali gagal, dan terpaksa dikasih yg instan.. hiks.. Maafkan mommymu yg bodo ini ya nak.... (tp alhamdulillah minggu ini Adit selalu bisa makan MPASI home made,

Dulu saya pernah terheran-heran dengan seorang rekan kerja senior yang rajin memompa ASI untuk bayi tercintanya di ruang sholat kantor. Saya sempat berpikir apa mungkin beliau tidak mampu beli susu formula tapi tentu saja keheranan itu tidak saya sampaikan ke beliau. Sampai akhirnya saya hamil serta mulai rajin ikut mailing list tentang kehamilan, asi dan membaca majalah ibu & bayi. Dari situlah

Alifa baru saja melewati milad ke-1 tahun ketika aku dinyatakan positif hamil lagi. Perasaan campur aduk saat itu. Di satu sisi, aku dan suami bahagia dan bersyukur atas rizki dan titipan yang Allah berikan di tahun ke-2 pernikahan kami. Mengingat, begitu banyak orang-orang di sekitar kami yang belum dikaruniai momongan sementara mereka sangat menginginkannya. Berusaha kesana kemari dengan